AKTIVA LANCAR DAN STRUKTUR HUTANG
Disusun Oleh :
Fitria Meilani (20121220025)
Puput Winardi (20121220005)
Khozaimah (201212200
Nurul
Hidayati (201212200
Etik Mustofiyah (20121220006)
FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI (SORE)
SEMESTER IV
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURABAYA
2014
KATA PENGANTAR
Puji
serta syukur marilah kita panjatkan pada Allah SWT yang telah menciptakan
manusia dan memuliakannya diatas makhluk-makhluk yang lain. Juga
tidak lupa pula shalawat dan salam atas pemimpin umat islam yakni
baginda besar Muhammad SAW, beserta para sahabat dan pengikunya hingga akhir
zaman.
Alhamdulillah
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
singkat ini dengan judul “AKTIVA LANCAR DAN STRUKTUR
HUTANG ”. Terima kasih kepada
Bapak Supardi selaku dosen mata kuliah Menejemen Keuangan. Selain itu kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman, yang telah bersedia membaca
dan mempelajarinya. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk
memenuhi tugas mata kuliah yang bersangkutan. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya, dan bagi kita semua selaku calon generasi masa depan
bangsa.
Surabaya, 22 April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..................i
DAFTAR
ISI............................................................................................................……....ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar
Belakang…………………………………………………………………......1
Rumusan
Masalah………………………………………………………………......1
Tujuan………………………………………………………………………….......1
BAB II PEMBAHASAN
Definisi Aktiva Lancar ………………………………… …………………….....2
Jenis-Jenis Aktiva Lancar……...................................................................................5
Definisi Struktur
Hutang…………………………………………………………......8
Jenis-Jenis
Hutang………………………………………………………………....12
Tujuan Dari Manajemen
Hutang……………………………………………............18
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...............................................................................................................21 Saran………………………………………………………………………………............21
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Pembangunan
ekonomi merupakan prasyarat bagi negara-negara di dunia ketiga,
termasuk Indonesia,
untuk memperkecil jarak ketertinggalannya di bidang ekonomi dan
kesejahteraan
dari negara-negara industri maju. Upaya pembangunan ekonomi negara-negara
tersebut
yang umumnya diprakarsai oleh pemerintah, agak terkendala akibat kurang
tersedianya
sumber-sumber
daya ekonomi yang produktif, terutama sumber daya modal yang seringkali
berperan
sebagai katalisator pembangunan. Untuk mencukupi kekurangan sumber daya modal
ini, maka pemerintah negara yang bersangkutan berusaha untuk mendatangkan
sumber daya modal melalui berbagai jenis pinjaman luar negeri dan membenahi
struktur utang serta
memproduktifkan
aktiva lancar.
Suatu
perusahaan wajib menyajikan aktiva dan kewajibannya berdasarkan klasifikasi
lancar dan tidak lancar pada waktu menyusun laporan keuangan, kecuali
pengklasifikasian lancar dan tidak lancar untuk aktiva dan kewajiban biasanya
tidak dipandang tepat untuk laporan keuangan dari perusahaan yang periode
siklus operasi normalnya tidak dapat ditentukan atau sangat panjang
dan
yang diatur secara khusus untuk jenis industri tertentu.
Neraca
adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan
(aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Neraca
mempunyai tiga unsur laporan keuangan, salah satunya yaitu aktiva. Aktiva
adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi
perusahaan
di masa depan, yang terdiri dari :
Aktiva
Lancar, yaitu aktiva yang manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam
waktu satu tahun atau kurang (siklus operasi normal), misalnya kas, surat
berharga, persediaan, piutang
dan
sebagainya.
B.
Rumusan Masalah
Dari
pemaparan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa hal sebagai
berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan aktiva lancar?
2.
Kapan aktiva dikatakan sebagai aktiva lancar?
3.
Apa saja jenis-jenis aktiva lancar?
4.
Bagaimanakah struktur utang?
C.
Tujuan
Setelah
merumuskan beberapa hal seperti yang telah dipaparkan pada rumusan masalah maka
makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui aktiva lancar.
2.
Untuk mengetahui kapan suatu aktiva dikatakan sebagai aktiva lancar.
3.
Untuk mengetahui jenis-jenis aktiva lancar.
4.
Untuk mengetahui struktur utang.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Aktiva Lancar dan Struktur Utang
1. Aktiva
Lancar
Sebelum mendefenisikan
aktiva lancar kita terlebih dahulu harus mengetahui apa yang dimaksud dengan
aktiva. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi
perusahaan di masa depan. Jadi aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lain
yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya(paling lama satu
tahun).
·
Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva
lancar jika aktiva tersebut:
a)
Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki
untuk dijual atau digunakan dalam
jangka waktu siklus operasi normal perusahaan,
atau
b)
Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk
tujuan jangka pendek dan
diharapkan akan direalisir dalam jangka
waktu 12 bulan dari tanggal neraca,atau
c)
Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya
tidak dibatasi. Siklus operasi perusahaan merupakan rata-rata jangka waktu
antar perolehan bahan baku memasuki proses dan realisasinya menjadi kas atau instrumen
yang siap dijadikan kas. Aktiva lancar termasuk persediaan dan piutang dagang
yang dijual, dikonsumsi dan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dalam tanggal neraca. Surat berharga diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar apabila surat berharga tersebut diharapkan akan
direalisasikan dalam jangka waktu 12
bulan pada tanggal neraca dan jika lebih dari 12 bulan maka diklasifikasikan sebagai
aktiva tidak lancar. Untuk pengklasifikasian ini, siklus operasi diasumsikan
satu tahun kecuali untuk kegiatan atau industri tertentu dimana
jangka waktu yang lebih panjang jelas lebih banyak.
Aktiva
lancar adalah kas dan asset-aset lainnya yang dapat ditukarkan menjadi kas
(uang) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun atau dalam 1 (satu) periode kegiatan
normal perusahaan. Paling tidak ada 6 (enam) jenis aktiva lancar yang dapat
dijadikan acuan untuk menilai sebuah perusahaan, yaitu Kas & Setara Kas, Surat-surat
Berharga, Piutang, Persediaan, dan Biaya dibayar di muka.
1.
Kas dan setara kas.
Yang termasuk di dalam
komponen ini adalah asset dalam bentuk kas dan kas dalam bank. Aset yang
termasuk dalam komponen Aktiva Lancar ini merupakan asset yang paling cair bagi
perusahaan karena dapat secara langsung digunakan untuk segala macam transaksi.
2.
Surat-surat Berharga.
Surat-surat berharga dapat
berupa saham, obligasi atau surat-surat berharga lain yang dimiliki perusahaan
yang bertujuan untuk memutarkan kelebihan uang tunai yang tidak ditujukan untuk
investasi jangka panjang.
3.
Piutang
Piutang adalah dana
perusahaan pada perorangan atau perusahaan lainnya sebagai konsekwensi
penjualan dalam bentuk kredit/pinjaman. Pada akhir periode yang ditentukan,
dana tersebut kemudian dapat dicairkan dalam bentuk kas (uang). Terkadang
piutang naik lebih cepat dari penjualan, ini mengindikasikan masalah pada
penagihan (pembayaran). Untuk menganalisa piutang dipakai receivable turn over
yang menghitung lama penerimaan pembayaran rata-rata.
4.
Persediaan.
Persediaan merupakan
barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan
dalam kegiatan perusahaan. Barang-barang ini dapat merupakan hasil produksi
atau komponen produksi perusahaan. Tidak semua perusahaan memiliki persediaan,
terutama jika perusahaan tersebut bergerak di bidang jasa. Dua hal yang perlu
diperhatikan dari persediaan : pertama; nilai yang dilaporkan sering berbeda
dengan nilai wajarnya karena perbedaan penerapan sistem akuntansi, kedua; nilai
persediaan biasanya besar dan merupakan sumber yang menyerap penggunaan dana.
Jika tidak diolah secara efisien akan menghambat aliran dana. Untuk mengukur
persediaan, kita akan bahas dengan inventory turnover yang menghitung perputaran
persediaan selama satu tahun.
5.
Biaya dibayar di muka
Yang terakhir adalah biaya
dibayar dimuka. Komponen ini merupakan salah satu bentuk pengeluaran yang telah
dibayar perusahaan kepada pemasok/supplier perusahaan sebelum perusahaan
menerima barang atau jasa tersebut.
Penentuan tingkat yang layak dari aktiva lancar dan
kewajiban lancar, menyangkut keputusan-keputusan mendasar dalam likuiditas
perusahaan dan komposisi umur (maturity) hutang-hutangnya.
Keputusan-keputusan tersebut akan dipengaruhi oleh trade-off profitabilitas dan
risiko.
Karena itu, untuk aktiva lancar (kita abaikan
terlebih dulu aktiva tetap), semakin rendah proporsi aktiva likuid, semakin
besar profitabilitas perusahaan. Apabila kita pertimbangkan bahwa biaya hutang
jangka pendek lebih rendah dari biaya hutang jangka panjang, maka dipandang
dari pertimbangan profitabilitas, perusahaan akan lebih baik menggunakan hutang
jangka pendek.
Kalau strategi tersebut dilakukan maka perusahaan
akan mempunyai modal kerja ( dalam artian selisih antara aktiva lancar dengan
kewajiban lancar) yang rendah, bahkan negative. Yang menjadi kompensasi
strategi ini adalah risikonya, yaitu risiko mengalami kesulitan likuiditas (technical insolvency)
Struktur Jangka Waktu Pendanaan
Apabila diasumsikan bahwa
perusahaan telah mempunyai kebijaksanaan tentang pembayaran pembelian (tunai
ataukah kredit, kalau kredit berapa lama akan dilunasi), pembayaran upah dan
gaji, serta pembayaran pajak dan biaya-biaya lain, maka jumlah hutang dagang
dan rekening accrual (seperti pajak yang
harus dibayar, hutang upah dan sebagainya), akan berubah dengan sendirinya
apabila aktivitas perusahaan berubah.
1.1.Pendekatan Hedging.
Strategi pendanaan ini membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya
kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut menjadi kas.
Strategi pendanaan hedging
mendasarkan diri atas matching people, yang
menyatakan bahwa sumber dana hendaknya disesuaikan dengan berapa lama dana
tersebut diperlukan.
1.2.Pendanaan
konservtif. Pendekatan ini memberikan margin of safety yang
cukup besar. Yaitu sebagian aktiva lancar bukan permanen, didanai dengan
pendanaan jangka panjang (yaitu dengan hutang jangka panjang, modal sendiri,
dan pendanaan spontan). Dengan kata lain, kalau diperkirakan dana tersebut akan
diperlukan untuk enam bulan, perusahaan mungkin mencari pinjaman dengan jangka
waktu dua belas bulan.
1.3.Pendanaan
agresif. Kalau pada cara pendanaan konservatif perusahaan
lebih mementingkan faktor keamanan, maka cara pendanaan agresif perusahaan
berani menanggung risiko. Trade off yang diharapkan adalah memperoleh
profitabilitas yang lebih tinggi. Strategi ini berarti mendanai sebagian
kebutuhan jangka panjang dengan pendanaan jangka pendek. Apabila suku bunga
kredit jangka pendek memang lebih rendah dari jangka panjang, maka strategi ini
akan dikompensir dengan profitabilitas yang lebih tiggi.
2. Jumla
Aktiva Lancar
Seandainya perusahaan telah
menetapkan kebijakan tentang piutang dan persediaan, maka jumlah aktiva lancar
akan tinggal dipengaruhi oleh besar kecilnya perusahaan menyediakan kas.
Semakin besar saldo kas yang disediakan, semakin besar kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban kasnya. Sebaliknya dengan semakin banyaknya kas yang
dimiliki, semakin rendah profitabilitas perusahaan ( karena kas diasumsikan memberikan
profitabilitas yang paling rendah) kalau manajemen mengutamakan likuiditas,
mereka terpaksa mengorbankan profitabilitas, dan sebaliknya. Masalah ini yang
sering disebut sebagai manager’s dilemma.
3. Kombinasi
Keputusan Struktur Hutang dan Aktiva Lancar
1. Apabila
kedua keputusan tersebut dikombinasikan, maka kita bisa menjumpai berbagai
situasi. Sebagai misal, perusahaan mungkin memilih pendanaan agresif. Ini
berarti sebagian kebutuhan dana jangka panjang dibiayai dengan dana jangka
pendek. Disamping itu perusahaan juga memilih untuk menyediakan jumlah kas yang
sangat sedikit. Kebijakan ini, tentu saja, akan sangat meninggikan risiko
menghadapi technical insolvensy meskipun diharapkan akan
memperoleh profitabilitas yang tinggi.
2. Sebaliknya,
perusahaan bisa memilih pendanaan yang agresif, tetapi dibarengi dengan
penyediaan aktiva likuid yang relative besar. Dengan demikian risiko technical insolvency bias dikurangi
dengan adanya aktiva likuid yang cukup besar.
3. Seandainya
perusahaan bias memperkirakan secara akurat pola arus kasnya, maka jumlah
aktiva likuidtidak perlu besar, demikian pula jangka waktu pinjaman akan bisa
sesuai dengan pola kebutuhan akan kas.
Sayangnya masa depan selalu penuh ketidakpastian. Risiko inilah yang harus
ditanggung perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus memutuskan berapa margin of safety yang dianggap aman, dan
berapa aktiva likuid yang harus disediakan.
4. Menaksir
Jumlah Modal Kerja
1.
Perbedaan
pengertian modal kerja. Semua pihak sepakat bahwa modal
kerja adalah dana yang diperlukan untuk operasi sehari-hari. Karena itu dana
untuk investasi jangka panjang ( membeli aktiva tetap) tidak dimasukan ke dalam
pengertian ini. Sayangnya pengertian ini kemudian menjadi berbeda sewaktu
dikaitkan dengan masalah pendanaannya.
2.
Pengertian yang dipergunakan oleh
berbagai bank di Indonesia adalah bahwa modal kerja diartikan sebagai aktiva
lancar untuk operasi perusahaan. Karena itu, misalnya, tidak termasuk di
dalamnya piutang kepada manajemen, investasi pada sekuritas, dan sebagainya. Untuk
menghitung kebutuhan modal kerja, bank akan memproyeksikan berapa aktiva lancar
tersebut, kemudian 70%-nya akan disediakan dananya dalam bentuk kredit modal
kerja.
3.
Cara lain untuk menaksir kebtuhan
akan modal kerja adalah dengan menaksir berapa lama periode keterikatan dana
pada modal kerja.
Metode ini mengakui dua hal
penting, yaitu:
1) Untuk
mendanai kebutuhan akan modal kerja mungkin saja telah disediakan (sebagian)
oleh pihak lain dalam bentuk pendanaan spontan.
2) Dana
yang diperlukan untuk membiayai piutang seharusnya tidak memasukan unsur laba.
Karena itu pengertian modal kerja disini adalah
selisih antara aktiva lancar (tidak termasuk laba dalam rekening piutang)
dengan pendanaan spontan.
4.
Akhirnya penaksiran kebutuhan akan modal kerja juga dapat dilakukan dengan
menggunakan anggaran kas. Bedanya adalah bahwa arus kas yang dipertimbangkan
adalah hanya arus kas yang menyangkut pengeluaran atau penerimaan dari operasi
sehari-hari. Tidak termasuk didalamnya, misalnya, pembelian aktiva tetap,
pelunasan hutang jangka panjang, dan sebagainya. Besarnya modal kerja yang
diperlukan pada suatu periode ditunjukan dari defisit kas masuk dibandingkan
dengan kas keluar.
5. Efisiansi Modal Kerja
·
Pemiliha rasio yang tepat untuk mengukur
efisiensi modal kerja sungguh sangat sulit. Meskipun demikian, apabila
diasumsikan bahwa kebijakan piutang dan persediaan efisen, rasio antara laba
operasi dengan aktiva lancar operasi bisa dipergunakan sebagai indicator rasio
yang disebut sebagai return on working
capital ini dinyatakan sebagai,
Return on working capital =
Operating income
Current Assets
II.
Struktur Utang
Struktur hutang menjelaskan
suatu komposisi jangka waktu hutang yang dipergunakan oleh perusahaan, baik
jangka pendek, menengah, ataupun jangka panjang, dan dipengaruhi oleh besar
kecilnya hutang tersebut.
Definisi
Hutang
utang adalah Kewajiban
suatu badan usaha / perusahaan kepada pihak ketiga yang dibayar dengan cara
menyerahkan aktiva atau jasa dalam jangka waktu tertentu sebagai akibat dari
transaksi di masa lalu.
Hutang adalah
kewajiban-kewajiban ekonomis dari perusahaan yang diakui dan diukur sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima. Hutang juga meliputi
berbagai deffered credits yang bukan merupakan kewajiban-kewajiban tetapi yang
diakui dan diukur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima. Dapat
ditambahkan bahwa hutang diukur menurut jumlah yang ditetapkan dalam transaksi
pertukaran yang bersangkutan, biasanya sebesar jumlah yang akan dibayarkan,
namun kadang – kadang memuat nilai yang telah didiskontokan.
Macam-macam hutang antara
lain:
A. Hutang Jangka Pendek
B. Hutang Jangka Menengah
C. Hutang Jangka Panjang
A.
Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek adalah hutang yang jadwal pembayarannya
tidak lebih dari satu tahun. Adapun jenis-jenis dari hutang jangka pendek/utang
lancar tersebut adalah:
1) Utang
dagang
Utang
dagang adalah utang jangka pendek yang timbul karena adanya suatu transaksi
2) Utang
wesel
Utang wesel adalah surat perjanjian pembayaran hutang
jangka pendek. Ada yang berbunga, ada juga yang tidak.
3) Deviden
Deviden adalah keuntungan yang diberikan kepada pemegan
saham, yang didapatkan atas hasil keuntungan perusahaan yang diputuskan dalam
rapat umum pemegang saham (RUPS). Ketika kita menjadi pemilik saham
perusahaan, perusahaan dapat membayar kembali dalam bentuk dividen.
4) Pendapatan
diterima dimuka
Pendapatan yang telah kita terima diawal transaksi namun
barang/jasa yang kita transaksikan belum kita serahkan kepada pembeli barang/jasa
tersebut.
5) Utang
Jangka Panjang yang Telah Jatuh Tempo
6) Pajak
Penjualan
7) Kewajiban
kepada Karyawan (utang gaji)
8) Iuran-iuran
lainnya
9) Kewajiban
Kontigensi
Kewajiban kontigensi adalah kondisi yang tidak pasti yang
mungkin terjadi dimasa yang akan dating, kemungkinan ini bisa menguntungkan
biasa disebut Gain Contigencies ataupun merugikan (Loss Contigencies).
Cat : apabila
kemungkinan-kemungkinan ini bisa dinilai dengan uang, maka harus dicatat.
Sumber
pendanaan Hutang jangka pendek dikelompokkan menjadi:
1.
Variable Keputusan Pasif,
Adalah
jumlah sumber dana tersebut akan tergantung pada keputusan aspek yang
lainnya
sesuai dengan aktivitas perusahaan. Misalnya: pembelian bahan baku secara
kredit,
rekening-rekening accruals.
2.
Variable Keputusan Aktif,
Yakni perusahaan harus
secara aktif mencari dan mendapatkan sumber dana dan dalam memperolehnya harus
mempunyai perjanjian-perjanjian formal kepada Kreditor, misalnya: hutang Bank.
B.
Hutang Jangka Menengah
Pada jenis hutang ini
biasanya pembayaran hutang dilunasi pada saat aktiva yang dibiayai dengan
hutang tersebut tidak lagi diperlukan. Akan tetapi, pembayaran biasanya juga
dilakukan secara berkala. Manfaat hutang ini yaitu bahwa hutang tersebut dapat
disesuaikan dengan kesediaan arus kas dalam melunasi hutang tersebut.
c.
Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak
tertentu yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda
akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal pembuatan neraca per 31 Desember.
Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam
operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah
dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian
tertentu dari hutang jangka panjang berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk
itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang
yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek
Timbulnya Hutang Jangka
Panjang
Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam
membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan
untuk Investasi dalam aktiva tetap yang akan memberikan manfa’at dalam
jangka panjang sebaiknya diperoleh dari hutang jangka panjang atau dengan
menambah modal. Dalam hal ini perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menarik
hutang jangka panjang misalnya obligasi atau menambah modal
sendiri dengan mengeluarkan saham. Ada beberapa kelebihan
menarik hutang jangka panjang melalui obligasi dibanding menambah modal sendiri
dengan mengeluarkan saham.
- Keuntungan menarik obligasi
Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara dalam kebijakan perusahaan
sehingga tidak mempengaruhi manajemen.
- Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding
deviden yang harus dibayarkan kepada pemegang saham.
- Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan
yang dapat mengurangi kewajiban pajak sedangkan deviden adalah pembagian
laba yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
Sebaliknya juga terdapat hal yang kurang
menguntungkan antara lain :
- Bunga obligasi adalah beban
tetap baik dalam keadaan perusahaan mendapat laba atau mengalami kerugian
- Jika perusahaan tidak mampu
membayar obligasi yang jatuh tempo, pemegang obligasi tetap mempunyai hak
untuk menuntut pengembalian obligasi sedangkan pemegang saham tidak mempunyai
hak demikian karena pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang turut
bertanggung jawab menanggung resiko kerugian perusagaan.
Jenis Hutang Jangka Panjang
Secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan pada dua golongan
yaitu :
- Hutang Hipotik : Hutang yang
timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan
dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang
dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak
melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut
yang kemudian diperhitungkan dengan hutang.
- Hutang Obligasi : Hutang yang
timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui pengeluaran
surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Dalam
surat obligasi dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga pertahun,
tanggal pelunasan obligasi dan ketentuan lain sesuai jenis obligasi
tersebut.
TUJUAN
DARI MANAJEMEN HUTANG
Dalam
pengertian dasar, tujuan dari manajemen hutang ialah untuk menjamin bahwa
perusahhaan memiliki “kecukupan kas” yaitu kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan
– kebutuhan kas bagi setiap tujuan yang penting bagi kesatuan keuangan jangka
pendek dan jangka panjang dari perusahaan. Jadi tidak hanya untuk menghindari
ketidakmampuan untuk membayar hutang atau kebangkrutan. Ditinjau dari sudut
controller, tujuan yang lebih spesifik dari manajemen hutang dapat mencakup hal
– hal sebagai berikut :
1.
Pencatatan dan pengungkapan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima mengenai kewajiban keuangan
perusahaan.
2.
Pelaporan hutang perusahaan dalam bentuk selayaknya,
sebagaimana duharuskan oleh perjanjian atau persetujuan kredit.
3.
Melalui perencanaan dan pengendalian yang
efektif, memelihara suatu struktur keuangan yang sehat, termasuk memlihara
hubungan yang wajar antara hutang dengan modal sendiri.
4.
Kelanjutan dari kemampuan untuk mendapatkan
dana-dana pinjaman yang diperlukan tepat pada waktunya dan dengan beban biaya
yang bersaing.
5.
Untuk melaksanakan dan memelihara
pengendalian-pengendalian yang membatasi komitmen dalam batas-batas yang
ditetapkan dengan baik sehingga mereka pada akhirnya tidak menjadikan hutang
berlebihan dan sangat memberatkan. Adalah jelas bahwa semua sasaran dari
manajemen hutang ini adalah saling berhubungan.
PERENCANAAN
HUTANG
Meskipun hutang bermula
dari keadaan yang ada sekarang, namun yang lebih penting manajemen hutang
mencakup merencanakan tingkatan dari semua jenis kewajiban untuk masa mendatang
yang dapat diterima secara berhati – hati oleh perusahaan. Dalam perencanaan
jangka pendek maupun jangka panjang, besarnya hutang dagang, biaya – biaya yang
ditangguhkan, dan semua jenis hutang yang penting harus diketahui. Harus dipastikan
bahwa tingkatan hutang berada dalam norma – norma yang dapat diterima dan bahwa
perusahaan dapat bertahan pada masa – masa yang burukdalam dirinya sendiri,
dalam sector industrinya, dan tentu saja dalam perekonomian secara umum, dengan
adanya beban hutang tersebut. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan jangka panjang
dari perusahaan mengharuskan adanya perencanaan struktur hutang (dan modal yang
berhubungan) sehingga dana tersedia pada saat diperlukan dan dengan biaya, yang
diperbandingkan, dapat diterima.
RESIKO DARI HUTANG YANG BERLEBIHAN
Dalam mempertimbangkan
“pembiayaan jangka panjang”, yang dimaksud adalah struktur dari hutang jangka
panjang dan modal sendiri, mungkin tujuan dari eksekutif keuangan adalah
mengatur bagian – bagian keuangan sedemikian rupa sehingga para pemegang saham,
para pemilik, akan menerima manfaat ekonomis yang maksimum selama jangka yang
lebih panjang. Dapat dipertunjukkan melalui suatu jangka waktu tertentu, dengan
mengasumsikan profitabilitas normal dan dapat dikuranginya ongkos bunga untuk
tujuan perpajakan, bahwa pinjaman yang berhati – hati akan menaikkan hasil
pengembalian bagi pemegang saham. Walaupun diketahui adanya keuntungan yang
potensial ini, tetapi terdapat suatu faktor yang negative yang akan menekan keinginan
untuk menggunakan hutang jangka panjang semaksimal yang tersedia
SUMBER INFORMASI TENTANG KAPASITAS HUTANG
Beberapa pedoman dalam
mencapai suatu keputusan dapat diperoleh dari sumber-sumber berikut :
1.
Lembaga Kredit atau Perantara
Lembaga
keuangan atau bank komersil, atau bankir investasi menegosiasikan hutang jangka
panjang dalam jarak waktu yang dekat, dibandingkan dengan pejabat keuangan dari
sebuah perusahaan industri.
2.
Tindakan dari Para Pesaing
Biasanya,
tersedia laporan keuangan dan perjanjian – perjanjian pinjaman dari perusahaan
yang setara dalam sejenis industri yang sama.
3.
Analisa mengenai Praktek yang lalu
Analisa
historis terhadap hutang dan perilaku penghasilan pada perusahaan tertentu dalam
masa – masa yang buruk dan dalam kondisi yang normal dapat memberikan beberapa
petunjuk.
STANDAR
UNTUK KAPASITAS HUTANG
Secara
konvensional terdapat dua jenis norma dengan mana dapat dipertimbangkan kapasitas
hutang jangka panjang,yaitu :
1.
Suatu norma kapitalisasi
2.
Suatu norma peliputan penghasilan
Dalam
mencapai suatu kebijaksanaan hutang bagi suatu perusahaan tertentu, masing-masing
ratio itu harus dipertimbangkan dan saling dikaitkan. Dalam pengerjaan dengan data
yang dihasilkan dari intern perusahaan, controller dapat membuat perbaikan yang
biasanya tidak dimungkinkan dengan data umum dari perusahaan lain. Ia lalu
dapat menuntun manajemen mengenai hubungan yang dapat diterima. Suatu norma
yang telah dipergunakan secara luas, yang sering telah dipergunakan sebagai
suatu kendala dalam perjanjian kredit, adalah ratio hutang jangka panjang terhadap
modal sendiri. Dengan demikian, hutang jangka panjang tidak boleh melebihi,
katakanlah 25% dari modal sendiri. Ratio itu dapat juga dinyatakan sebagai
suatu
persentase
dari total kapitalisasi. Norma peliputan pendapatan mengukur jumlah tahunan
yang diperlukan untuk beban hutang terhadap penghasilan bersih yang tersedia
untuk memenuhi beban hutang. Dengan menghubungkan arus kas ke luar per
tahun untuk beban hutang (dan mungkin untuk unsur-unsur) dengan pendapatan
bersih yang tersedian untuk tujuan ini, cara itu mencoba untuk memastikan bahwa
dalam waktu yang buruk sekalipun terdapat cukup dana untuk memenuhi kewajiban.
PENILAIAN
TERHADAP HUTANG OBLIGASI
Terdapat
perbedaan yang penting dalam biaya bunga, tergantung dari penelitian kualitas
yang diberikan kepada surat berharga hutang oleh tiga lembaga penilaian, dan ini
merupakan suatu pertimbangan penting dalam memilih limit – limit hutang secara keseluruhan.
Ketiga lembaga penilaian hutang adalah Standart and Poor’s Corporation, Moody’s
Investment Service, dan Fitch Investor’s Services, memberikan penilaian yang
mencirikan pentingnya pertimbangan mengenai kualitas atau resiko yang melekat pada
suatu jenis surat berharga tertentu. Penilaian/penggolongan akan tergantung
dari, antara lain, hubungan kemampuan untuk menutupi beban hutang. Keempat
simbol untuk penilaian tertinggi yang dipakai oleh Moody dapat diikhtisarkan atau
digolongkansebagai beerikut:
1)
Aaa = Kualitas terbaik; derajat resiko investasi paling kecil dan pada umumnya dianggap
“tidak akan rugi”.
2)
Aa = Dinilai sebagai berkualitas tinggi menurut semua norma
3)
A = Kewajiban – kewajiban dengan derajat menengah atas, disertai beberapa
unsure yang dapat tampil sebagai
kelemahan yang dapat merusak pada beberapa waktu mendatang.
4)
Baa = Tingkat menengah bawah. Kurang memiliki siafat – sifat investasi yang terkemuka
dan dalam kenyataannya, juga memiliki sifat spekulatif.
Sasaran
dari banyak perusahaan dengan posisi keuangan yang baik adalah untuk mendapatkan
setidak – tidaknya suatu penilaian Aa untuk surat obligasinya. Penyajian untuk
mendapatkan penilaian surat obligasi harus dilakukan secara teliti karena penilaian
– penilaian buruk atau tidak mudah dapat diatasi. Dalam menetapkan suatu
penilaian untuk hutang, lembaga penilaian emerlukan data keuangan yang cukup
antara lain sebagai berikut :
1.
Neraca Konsolidasi. Mungkin untuk lima tahun
yang lalu dan lima tahun yang diproyeksikan.
2.
Perhitungan rugi – laba konsolidasi dan saldo
laba yang ditahan konsolidasi untuk lima tahun yang lalu dan lima tahun yang
akan diproyeksikan.
3.
Laporan konsolidasi sumber dan penggunaan
dana (laporan konsolidasi perubahan posisi keuangan). Juga untuk lima tahun
yang lalu dan lima tahun yang diproyeksi.
4.
Daftar golongan produk untuk data historis
dan proyeksi mengenai penjualan, marjin operasi dan tingkat marjin.
LEVERAGE
ATAU PENGUNGKIT
Dalam
mempertimbangkan struktur modal, para pejabat keuangan harus mengenal dan mempelajari
pengaruh leverage. Pada dasarnya, leverage terdiri dari pembiayaan sebuah
perusahaan dengan hutang untuk menaikkan hasil pengembalian atas modal sendiri.
KEWAJIBAN
PROGRAM PENSIUN
Diketahui
dengan lingkungan yang rumit pada masa kini, rencana – rencana pension telah
dikembangkan di bawah tekanan – tekanan social yang banyak sekali, peraturan pemerintah,
pertimbangan – pertimbangan legal, undang – undang pajak, teknik actuarial,
filsafat usaha dan pengaruh lainnya.
LAPORAN
AKUNTANSI UNTUK HUTANG
Laporan
– laporan sehubungan dengan manajemen hutang akan tergantung kepada kebutuhan
perusahaan. Sejumlah terbatas laporan diperlukan untuk memonitor status yang
sebenarnya dan untuk perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Suatu daftar
usaha mencakup yang berikut ini :
1.
Laoran bulanan kondisi keuangan yang lazim.
2.
Laporan bulanan atau triwulan yang
membandingkan hutang – hutang yang
sebenarnya per kategori
secara terperinci dengan jumlah yang diperkenankan menurut perjanjian kredit.
3.
Laporan perencanaan yang membandingkan hutang
yang diperlukan dengan
persetujuan
kredit dan kapasitas hutang.
Analisa
berskala mengenai hutang – hutang khusus:
a)
Sewa (Leasing) jangka panjang.
b)
Hutang dari perkiraan pension tanpa dana.
c) Hutang dengan adanya
peraturan kesehatan dan kesejahteraan para pegawai. Penggolongan hutang – hutang menurut umur.
Perbandingan antara kewajiban yang sebenarnya
dengan yang dianggarkan.
Laporan hutang terperinci sebagaimana
diharuskan menurut perjanjian kredit.
Ikhtisar berkala menenai hutang – hutang
bersyarat.
Taksiran pembayaran kas / bank yang
diperlukan.
4. Laporan atas potongan
tunai yang diambil atau yang dilewatkan.
PENGENDALIAN
INTERN
Pengendalian
intern terhadap hutang mencakup keseluruhan hutang mulai hutang rutin dan
pembayaran upah / gaji sampai pembayaran berkala untuk wesel bayar yang disebabkan
oleh pinjaman. Suatu tugas rutin yang sehat secara fundamental untuk pencatatan
hutang merupakan hal yang pokok bagi dasar prosedur pembayaran yang baik.
Esensi dari permasalahannya ialah untuk memperoleh keyakinan bahwa tidah ada
hutang – hutang yang tidak sewajarnya telah diajukan untuk pembayaran. Prosedur
yang rutin harus diimplementasikan untuk melihat bahwa semua hutang telah
disetujui dan disahkan oleh yang berwenang. Perbandingan yang wajar terhadap laporan
penerimaan, order pembelian, dan faktur – faktur oleh mereka yang menangani
prosedur pembayaran rutin telah mengeliminasikan banyak tugas dari para pejabat
perusahaan; namun bagi hutang – hutang yang tidak tercakup dalam saluran ini
harus dilakukan tinjauan yang
diperlukan.
Nah
berikut ini akan Kami bandingkan segi positif dan segi negatifnya untuk kedua
jenis Hutang tersebut:
Segi
Positif :
A. Hutang
Jangka Panjang
1.
Kita akan mempunyai waktu cukup untuk mengumpulkan dana.
2.
Kita akan mempunyai kesempatan untuk berfikir peluang usaha yang bisa kita
gunakan sebagai tambahan angsuran atau bahkan bisa melunasinya.
3.
Cicilan pokok pinjaman cenderung kecil, dikarenakan pembagi pokok pinjaman
(waktu cicilan) terlalu besar.
B. Hutang
Jangka Pendek
1.
Kita tidak perlu khawatir untuk dana pembayarannya. Karena waktu yang cukup
singkat biasanya kita bisa memperkirakan seberapa besar kemampuan kita untuk
dapat melunasi hutang tersebut tanpa harus mengganggu kestabilan keuangan rumah
tangga, badan, ataupun pribadi.
2. Bunga yang timbul dalam hutang jangka pendek cenderung lebih kecil. Karena
pengali (waktu pengambilan hutang) kecil.
Segi
Negatif :
A. Hutang
Jangka Panjang
1.
Kita harus membayar besaran bunga yang lebih banyak sesuai dengan jangka waktu
yang kita ambil untuk pelunasan. Meski jumlah bunga terlihat lebih kecil
dibanding dengan pokok, tetap saja total akhir bunga tersebut diakhir periode
pelunasan akan sangat besar. Dikarenakan pengali (waktu pengambilan hutang)
terlalu besar. Meskipun tergantung juga masalah besar % dari bunga
2.
Bila terdapat pengurangan segi pemasukan pada tahun kedua pengambilan Hutang
ini akan
bahaya.
Karena kita sudah berurusan dengan yang namanya ketidakseimbangan financial
yang bisa berakibat buruk bagi kestabilan financial rumah tangga, badan,
ataupun pribadi.
B. Hutang
Jangka Pendek
1.
Kita tidak mempunyai banyak kesempatan untuk mencari peluang usaha yang bisa
kita jalani untuk membantu membayar angsuran tersebut.
2.
Cicilan pokok pinjaman cenderung besar, dikarenakan pembagi pokok pinjaman
(waktu
cicilan)
terlalu kecil.
Menurut
Kami dari kedua Hutang tersebut lebih mudah adalah Hutang Jangka Panjang dengan
catatan
1.
Kita bisa memanage keuangan kita.
2.
Usahakan kita bisa melunasi pada angsuran 50% dari pokok nya. Disini biasanya
pihak pemberi hutang biasanya akan mengenakan penalty berkisar 8% dari sisa
hutang tersebut.
Keunggulannya menurut Aya adalah tahun pertama kita bisa mencicil hutang
tersebut dengan cicilan ringan dan dengan bunga kecil. Dan dengan cara ini
ternyata kita bisa lebih menekan dana untuk pembayaran bunga. Selama ingin
mengambil hutang usahakan kita memilih bunga flat atau tetap tiap tahunnya.
Jadi disaat suku bunga bank naik kita tidak akan terpengaruh. Meski nantinya
padasaat suku bunga naik bunga kita tetap pada % yang dulu.
Rasio lancar
Rasio
lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar suatu perusahaan.
Sebagai contoh, jika aktiva lancar perusahaan WXY adalah Rp50.000.000 sedangkan
utang lancarnya Rp40.000.000, maka rasio lancarnya adalah Rp50.000.000 dibagi
40.000.000, atau sama dengan 1.25. Rasio lancar digunakan untuk mengungkapkan
jaminan keamanan (margin of safety) perusahaan terhadap
kreditor jangka pendek. Jika perbandingan utang lancar melebihi aktiva
lancarnya (rasio lancar menunjukan angka di bawah 1), maka perusahaan dikatakan
mengalami kesulitan melunasi utang jangka pendeknya. Jika rasio lancarnya
terlalu tinggi, maka sebuah perusahaan dikatakan kurang efesien dalam mengurus
aktiva lancarnya
Struktur jangka waktu
pendanaan
1. Pendekatan Hedging
Startegi pendanaan ini
membiayai setiap aktiva dengan waktu jangka waktu kurang lebih sama jangka
waktu perputaran aktiva tsb menjadi kas staregi pendaan hedging didasarkan atas
matecing principle yang menyatakan bahwa sumber dana hendaknya di sesuaikan
berapa lama dana sb diperlukan. keperluan jangka pendek harus dipenuhi melalui
sumber jangka pendek sebaliknya menggunakan jangka panjang harus di biayai
dengan sumber jangka panjang pula prinsip seperti ini diterapkan untuk
minilisir atas resiko yang dihadapi terhadap penyimpangan aliran kas dari yang
di harapkan.
2. Pendanaan Konserpatif
Pendanaan ini memberikan
margin of satety yang cukup besar di perusahaan yaitu sebagian itu aktiva
lancar bukan permanen di danani dalam jangka panjang ( hutang jangka panjang,
modal sendiri dan pendanaan spontan
3. Pendanaan Agresif
Startegi ini pendanaan ini
dengan mendanai kebutuhan jangka panjang dengan pendanaan jangka pendek. apa
bila suku bunga kredit jangka pandek lebih rendah jangka panjang maka startegi
ini akan kompensif dengan probilitas yang tinggi.
Terdapat lima unsur pokok
dari aktiva lancar, yaitu :
1. Kas , yaitu Disajikan sesuai
dengan jumlah yang benar-benar ada sebesar nilai nominalnya
2. Surat-surat berharga, memanfaatkan kas menganggur, disajikan
sebesar harga pokok atau LOCOM
3. Tagihan (Piutang) , disajikan berdasar jumlah yang diperkirakan
akan dapat diterima pembayarannya (sebesar nilai realisasi)
4. Persediaan
, disajikan berdasar harga pokok atau LOCOM
5. Pos-pos Transitoris dan
Antisipasi , biaya dibayar di muka dan pendapatan yang masih akan
diterima.
Kombinasi Keputusan
struktur utang jumlah aktiva lancar
Apabila
keputuan Struktur Hutang dan Aktiva Lancar dikombinasikan , maka kita bisa
menjumpai berbagai situasi. Misal, perusahaan mungkin memilih pendanaan
agresif. Berarti sebagian kebutuhan jangka panjang dibiayai dengan dana jangka
pendek. Disamping itu perusahaan juga memilih untuk meyediakan jumlah kas yang
sangat sedikit.
Sebaliknya, perusahaan bisa memilih pendanaan yang agresif, tetapi dibarengi
dangan penyediaan aktiva likuid yang relatif besar.
Jika
perusahaan sering tidak mampu memenuhi kewajiban financial, hanya karena pada
saat kewajiban tersebut jatuh tempo tidak memiliki kas, maka mungkin saja para
supplier, bank, dan pihak – pihak lain, berkurang kepercayaan mereka terhadap
perusahaan tersebut.
Penentuan
tingkat yang layak dari aktiva lancar dan kewajiban lancar, menyangkut
keputusan – keputusan mendasar dalam likuiditas perusahaan dan komposisi umur
hutang – hutangnya. Keputusan – keputusan tersebut akan dipengaruhi oleh trade-off antara
profitabilitas dan risiko. Keputusan yang menyangkut likuiditas aktiva
perusahaan menyangkut manajemen kas dan investasi pada sekuritas, kebijakan dan
prosedur penjualan kredit, manajemen persediaan dan manajemen aktiva tetap.
Untuk
aktiva lancar,semakin rendah proposi aktiva likuid, semakin besar profitabilitas
perusahaan. JIka kita memepertimbangkan bahwa biaya hutang jangka pendek lebih
rendah dari biaya hutang jangka pendek, maka dipandang dari pertimbangan
profitabilitas, perusahaan akan lebih baik menggunakan hutang jangka pendek.
Dalam mempertimbangkan
“pembiayaan jangka panjang”, yang dimaksud adalah struktur dari hutang jangka
panjang dan modal sendiri, mungkin tujuan dari eksekutif keuangan adalah
mengatur bagian – bagian keuangan sedemikian rupa sehingga para pemegang saham,
para pemilik, akan menerima manfaat ekonomis yang maksimum selama jangka yang
lebih panjang. Dapat dipertunjukkan melalui suatu jangka waktu tertentu, dengan
mengasumsikan profitabilitas normal dan dapat dikuranginya ongkos bunga untuk
tujuan perpajakan, bahwa pinjaman yang berhati – hati akan menaikkan hasil
pengembalian bagi pemegang saham. Walaupun diketahui adanya keuntungan yang
potensial ini, tetapi terdapat suatu faktor yang negative yang akan menekan
keinginan untuk menggunakan hutang jangka panjang semaksimal yang tersedia.
Contoh penentuan jumlah modal kerja :
PT “ABC” memproduksi produk
Z, setiap harinya sebanyak 100 unit. Dalam satu bulan perusahaan. bekerja
selama 25 hari. Unsur biaya yang dibebankan untuk setiap unit produk adalah
sebagai berikut
1.
Bahan Mentah A seharga
Rp 500
2.
Bahan Mentah B seharga
Rp 200
3.
Tenaga Kerja Langsung
Rp 400
Biaya administrasi setiap
bulan Rp 1.250.000. Gaji pimpinan perusahaan. setiap bulan Rp 2.000.000. untuk
membeli bahan mentah A perusahaan. harus memberikan uang muka kepada supplier
bahan mentah tersebut rata-rata 5 hari sebelum bahan mentah diterima. waktu
yang diperlukan untuk membuat barang tersebut. 5 hari, dan selanjutnya
atas pertimbangan kualitas barang masih harus tersimpan digudang 2 hari.
Penjualan dilakukan dengan kredit dengan syarat pembayaran 10 hari sesudah
barang diambil. Pimpinan menetapkan persediaan besi Rp 2.000.000. Berapa
besarnya kebutuhan Modal Kerja yang diperlukan perusahaan tersebut untuk.dapat
membiayai operasi perusaha ?
Jawab:
Periode perputaran
a. Bahan mentah A
·
Dana yang terikat dalam persekot
bahan 5 hari
·
Proses
produksi
5 hari
·
Barang
jadi 2
hari
·
Piutang
dagang
10 hari
b. Bahan mentah B,
tenaga kerja langsung, biaya administrasi, gaji, pimpinan
·
Proses produksi
5
hari
·
Barang jadi
2 hari
·
Piutang
dagang 10
hari
Kebutuhan dana yang akan
ditanamkan dalam unsur modal kerja tersebut adalah
a. Bahan mentah
A = 100
unit x Rp.500 x 22 hari = Rp.
1.100.000
b. Bahan mentah
B = 100
unit x Rp. 200 x 17 hari =
Rp. 340.000
c. Tenaga kerja
langsung = 100 unit x Rp. 400 x 17 hari
= Rp. 680.000 +
Jumlah
Rp. 2.120.000
Biaya administrasi dan gaji
pimpinan :
- Jumlah biaya selama
1 bulan Rp. 3.250.000
- Jumlah biaya
produksi selama 1 bulan (25 hari ) = 25 x 100 unit = 2500
unit
- Biaya per unit =
Rp. Rp. 3.250.000 / 2500 unit = Rp. 1300
- Biaya per hari 100
unit x Rp. 1300 = Rp. 1.300.000
Dana yang diperlukan untuk
biaya selama periode perputaran
= Rp. 1.300.000 x 17
hari = Rp. 22.100.000
Persediaan kas
minimal = Rp. 2.000.000
Jumlah modal kerja yang
dibutuhkan
=
Rp. 26.220.000
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
pembahasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi
manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan.
2.
Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva
lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode
berikutnya (paling lama satu tahun).
3.
Paling tidak ada 5 (lima) jenis aktiva lancar
yang dapat dijadikan acuan untuk menilai sebuah perusahaan, yaitu Kas &
Setara Kas, Surat-surat Berharga, Piutang, Persediaan, dan Biaya dibayar di
muka.
4.
Struktur hutang menjelaskan suatu komposisi
jangka waktu hutang yang dipergunakan oleh perusahaan, baik jangka pendek,
menengah, ataupun jangka panjang, dan dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang
tersebut.
5.
Hutang
adalah kewajiban-kewajiban ekonomis dari perusahaan yang diakui dan diukur sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima. Hutang juga meliputi
berbagai deffered credits yang bukan merupakan kewajiban-kewajiban tetapi yang
diakui dan diukur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima.
6.
Ada 3 ( tiga ) jenis utang, yaitu hutang
jangka pendek, hutang jangka menengah, dan utang jangka panjang.
B.
SARAN
Makalah
ini kami susun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen Keuangan. Adapun
isinya masih mungkin sederhana dan kurang sempurna tapi juga memiliki detail
yang cukup jelas bagi pembaca. Kami berharap makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan, penyusun memohon untuk saran dan kritiknya agar pembuatan
makalah berikutnya akan lebih baik lagi. Terima kasih
REFERENSI
6)
http://normalasarii.wordpress.com/2013/05/09/pengertian-utang-utang-adalah-kewajiban-suatu-badan-usaha/