Kamis, 22 Mei 2014

manajemen keuangan

AKTIVA LANCAR DAN STRUKTUR HUTANG


mhm.jpg


Disusun Oleh :
                                              Fitria Meilani             (20121220025)
                                              Puput Winardi          (20121220005)
                                              Khozaimah                 (201212200
                                  Nurul Hidayati          (201212200
                                              Etik Mustofiyah        (20121220006)





FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI (SORE) SEMESTER IV
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2014


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan pada Allah SWT yang telah menciptakan manusia dan memuliakannya diatas makhluk-makhluk yang lain. Juga tidak lupa pula shalawat dan salam atas pemimpin umat islam yakni baginda besar Muhammad SAW, beserta para sahabat dan pengikunya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah  berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang singkat ini dengan judul “AKTIVA LANCAR DAN STRUKTUR HUTANG ”. Terima kasih kepada Bapak Supardi selaku dosen mata kuliah Menejemen Keuangan. Selain itu kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman, yang telah bersedia membaca dan mempelajarinya. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata kuliah yang bersangkutan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, dan bagi kita semua selaku calon generasi masa depan bangsa.











Surabaya,  22 April 2014




Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..................i
DAFTAR ISI............................................................................................................……....ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………………………......1
Rumusan Masalah………………………………………………………………......1
Tujuan………………………………………………………………………….......1
BAB II PEMBAHASAN
 Definisi Aktiva Lancar …………………………………     …………………….....2
Jenis-Jenis Aktiva Lancar……...................................................................................5
Definisi Struktur Hutang…………………………………………………………......8
Jenis-Jenis Hutang………………………………………………………………....12
Tujuan Dari Manajemen Hutang……………………………………………............18
BAB III  PENUTUP
Kesimpulan...............................................................................................................21            Saran………………………………………………………………………………............21
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pembangunan ekonomi merupakan prasyarat bagi negara-negara di dunia ketiga,
termasuk Indonesia, untuk memperkecil jarak ketertinggalannya di bidang ekonomi dan
kesejahteraan dari negara-negara industri maju. Upaya pembangunan ekonomi negara-negara
tersebut yang umumnya diprakarsai oleh pemerintah, agak terkendala akibat kurang tersedianya
sumber-sumber daya ekonomi yang produktif, terutama sumber daya modal yang seringkali
berperan sebagai katalisator pembangunan. Untuk mencukupi kekurangan sumber daya modal ini, maka pemerintah negara yang bersangkutan berusaha untuk mendatangkan sumber daya modal melalui berbagai jenis pinjaman luar negeri dan membenahi struktur utang serta
memproduktifkan aktiva lancar.
Suatu perusahaan wajib menyajikan aktiva dan kewajibannya berdasarkan klasifikasi lancar dan tidak lancar pada waktu menyusun laporan keuangan, kecuali pengklasifikasian lancar dan tidak lancar untuk aktiva dan kewajiban biasanya tidak dipandang tepat untuk laporan keuangan dari perusahaan yang periode siklus operasi normalnya tidak dapat ditentukan atau sangat panjang
dan yang diatur secara khusus untuk jenis industri tertentu.
Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Neraca mempunyai tiga unsur laporan keuangan, salah satunya yaitu aktiva. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi
perusahaan di masa depan, yang terdiri dari :
Aktiva Lancar, yaitu aktiva yang manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang (siklus operasi normal), misalnya kas, surat berharga, persediaan, piutang
dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa hal sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan aktiva lancar?
2. Kapan aktiva dikatakan sebagai aktiva lancar?
3. Apa saja jenis-jenis aktiva lancar?
4. Bagaimanakah struktur utang?

C. Tujuan
Setelah merumuskan beberapa hal seperti yang telah dipaparkan pada rumusan masalah maka makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui aktiva lancar.
2. Untuk mengetahui kapan suatu aktiva dikatakan sebagai aktiva lancar.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis aktiva lancar.
4. Untuk mengetahui struktur utang.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aktiva Lancar dan Struktur Utang
1. Aktiva Lancar
Sebelum mendefenisikan aktiva lancar kita terlebih dahulu harus mengetahui apa yang dimaksud dengan aktiva. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan. Jadi aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya(paling lama satu tahun).
·         Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut:
a)      Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam
    jangka waktu siklus operasi normal perusahaan, atau
b)      Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan    
    diharapkan akan direalisir dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca,atau
c)      Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi. Siklus operasi perusahaan merupakan rata-rata jangka waktu antar perolehan bahan baku memasuki proses dan realisasinya menjadi kas atau instrumen yang siap dijadikan kas. Aktiva lancar termasuk persediaan dan piutang dagang yang dijual, dikonsumsi dan direalisasi dalam jangka waktu 12  bulan dalam tanggal neraca. Surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila surat berharga tersebut diharapkan akan direalisasikan dalam  jangka waktu 12 bulan pada tanggal neraca dan jika lebih dari 12 bulan maka diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. Untuk pengklasifikasian ini, siklus operasi diasumsikan satu tahun kecuali untuk kegiatan atau industri tertentu dimana jangka waktu yang lebih panjang jelas lebih banyak.

Aktiva lancar adalah kas dan asset-aset lainnya yang dapat ditukarkan menjadi kas (uang) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun atau dalam 1 (satu) periode kegiatan normal perusahaan. Paling tidak ada 6 (enam) jenis aktiva lancar yang dapat dijadikan acuan untuk menilai sebuah perusahaan, yaitu Kas & Setara Kas, Surat-surat Berharga, Piutang, Persediaan, dan Biaya dibayar di muka.
1. Kas dan setara kas. 
Yang termasuk di dalam komponen ini adalah asset dalam bentuk kas dan kas dalam bank. Aset yang termasuk dalam komponen Aktiva Lancar ini merupakan asset yang paling cair bagi perusahaan karena dapat secara langsung digunakan untuk segala macam transaksi.
2. Surat-surat Berharga. 
Surat-surat berharga dapat berupa saham, obligasi atau surat-surat berharga lain yang dimiliki perusahaan yang bertujuan untuk memutarkan kelebihan uang tunai yang tidak ditujukan untuk investasi jangka panjang.
3. Piutang
Piutang adalah dana perusahaan pada perorangan atau perusahaan lainnya sebagai konsekwensi penjualan dalam bentuk kredit/pinjaman. Pada akhir periode yang ditentukan, dana tersebut kemudian dapat dicairkan dalam bentuk kas (uang). Terkadang piutang naik lebih cepat dari penjualan, ini mengindikasikan masalah pada penagihan (pembayaran). Untuk menganalisa piutang dipakai receivable turn over yang menghitung lama penerimaan pembayaran rata-rata.
4. Persediaan. 
Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan perusahaan. Barang-barang ini dapat merupakan hasil produksi atau komponen produksi perusahaan. Tidak semua perusahaan memiliki persediaan, terutama jika perusahaan tersebut bergerak di bidang jasa. Dua hal yang perlu diperhatikan dari persediaan : pertama; nilai yang dilaporkan sering berbeda dengan nilai wajarnya karena perbedaan penerapan sistem akuntansi, kedua; nilai persediaan biasanya besar dan merupakan sumber yang menyerap penggunaan dana. Jika tidak diolah secara efisien akan menghambat aliran dana. Untuk mengukur persediaan, kita akan bahas dengan inventory turnover yang menghitung perputaran persediaan selama satu tahun.
5. Biaya dibayar di muka 
Yang terakhir adalah biaya dibayar dimuka. Komponen ini merupakan salah satu bentuk pengeluaran yang telah dibayar perusahaan kepada pemasok/supplier perusahaan sebelum perusahaan menerima barang atau jasa tersebut. 

Penentuan tingkat yang layak dari aktiva lancar dan kewajiban lancar, menyangkut keputusan-keputusan mendasar dalam likuiditas perusahaan dan komposisi umur (maturity) hutang-hutangnya. Keputusan-keputusan tersebut akan dipengaruhi oleh trade-off profitabilitas  dan risiko.
Karena itu, untuk aktiva lancar (kita abaikan terlebih dulu aktiva tetap), semakin rendah proporsi aktiva likuid, semakin besar profitabilitas perusahaan. Apabila kita pertimbangkan bahwa biaya hutang jangka pendek lebih rendah dari biaya hutang jangka panjang, maka dipandang dari pertimbangan profitabilitas, perusahaan akan lebih baik menggunakan hutang jangka pendek.
Kalau strategi tersebut dilakukan maka perusahaan akan mempunyai modal kerja ( dalam artian selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar) yang rendah, bahkan negative. Yang menjadi kompensasi strategi ini adalah risikonya, yaitu risiko mengalami kesulitan likuiditas (technical insolvency)
Struktur Jangka Waktu Pendanaan
Apabila diasumsikan bahwa perusahaan telah mempunyai kebijaksanaan tentang pembayaran pembelian (tunai ataukah kredit, kalau kredit berapa lama akan dilunasi), pembayaran upah dan gaji, serta pembayaran pajak dan biaya-biaya lain, maka jumlah hutang dagang dan rekening accrual (seperti pajak yang harus dibayar, hutang upah dan sebagainya), akan berubah dengan sendirinya apabila aktivitas perusahaan berubah.
1.1.Pendekatan Hedging. Strategi pendanaan ini membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut menjadi kas. Strategi pendanaan hedging mendasarkan diri atas matching people, yang menyatakan bahwa sumber dana hendaknya disesuaikan dengan berapa lama dana tersebut diperlukan.
1.2.Pendanaan konservtif. Pendekatan ini memberikan margin of safety yang cukup besar. Yaitu sebagian aktiva lancar bukan permanen, didanai dengan pendanaan jangka panjang (yaitu dengan hutang jangka panjang, modal sendiri, dan pendanaan spontan). Dengan kata lain, kalau diperkirakan dana tersebut akan diperlukan untuk enam bulan, perusahaan mungkin mencari pinjaman dengan jangka waktu dua belas bulan.
1.3.Pendanaan agresif. Kalau pada cara pendanaan konservatif perusahaan lebih mementingkan faktor keamanan, maka cara pendanaan agresif perusahaan berani menanggung risiko. Trade off  yang diharapkan adalah memperoleh profitabilitas yang lebih tinggi. Strategi ini berarti mendanai sebagian kebutuhan jangka panjang dengan pendanaan jangka pendek. Apabila suku bunga kredit jangka pendek memang lebih rendah dari jangka panjang, maka strategi ini akan dikompensir dengan profitabilitas yang lebih tiggi.

2.      Jumla Aktiva Lancar
Seandainya perusahaan telah menetapkan kebijakan tentang piutang dan persediaan, maka jumlah aktiva lancar akan tinggal dipengaruhi oleh besar kecilnya perusahaan menyediakan kas. Semakin besar saldo kas yang disediakan, semakin besar kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban kasnya. Sebaliknya dengan semakin banyaknya kas yang dimiliki, semakin rendah profitabilitas perusahaan ( karena kas diasumsikan memberikan profitabilitas yang paling rendah) kalau manajemen mengutamakan likuiditas, mereka terpaksa mengorbankan profitabilitas, dan sebaliknya. Masalah ini yang sering disebut sebagai manager’s dilemma.

3.      Kombinasi Keputusan Struktur Hutang dan Aktiva Lancar
1.      Apabila kedua keputusan tersebut dikombinasikan, maka kita bisa menjumpai berbagai situasi. Sebagai misal, perusahaan mungkin memilih pendanaan agresif. Ini berarti sebagian kebutuhan dana jangka panjang dibiayai dengan dana jangka pendek. Disamping itu perusahaan juga memilih untuk menyediakan jumlah kas yang sangat sedikit. Kebijakan ini, tentu saja, akan sangat meninggikan risiko menghadapi technical insolvensy meskipun diharapkan akan memperoleh profitabilitas yang tinggi.
2.      Sebaliknya, perusahaan bisa memilih pendanaan yang agresif, tetapi dibarengi dengan penyediaan aktiva likuid yang relative besar. Dengan demikian risiko technical insolvency bias dikurangi dengan adanya aktiva likuid yang cukup besar.
3.      Seandainya perusahaan bias memperkirakan secara akurat pola arus kasnya, maka jumlah aktiva likuidtidak perlu besar, demikian pula jangka waktu pinjaman akan bisa sesuai  dengan pola kebutuhan akan kas. Sayangnya masa depan selalu penuh ketidakpastian. Risiko inilah yang harus ditanggung perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus memutuskan berapa margin of safety yang dianggap aman, dan berapa aktiva likuid yang harus disediakan.

 4. Menaksir Jumlah Modal Kerja
1.      Perbedaan pengertian modal kerja. Semua pihak sepakat bahwa modal kerja adalah dana yang diperlukan untuk operasi sehari-hari. Karena itu dana untuk investasi jangka panjang ( membeli aktiva tetap) tidak dimasukan ke dalam pengertian ini. Sayangnya pengertian ini kemudian menjadi berbeda sewaktu dikaitkan dengan masalah pendanaannya.
2.      Pengertian yang dipergunakan oleh berbagai bank di Indonesia adalah bahwa modal kerja diartikan sebagai aktiva lancar untuk operasi perusahaan. Karena itu, misalnya, tidak termasuk di dalamnya piutang kepada manajemen, investasi pada sekuritas, dan sebagainya. Untuk menghitung kebutuhan modal kerja, bank akan memproyeksikan berapa aktiva lancar tersebut, kemudian 70%-nya akan disediakan dananya dalam bentuk kredit modal kerja.
3.      Cara lain untuk menaksir kebtuhan akan modal kerja adalah dengan menaksir berapa lama periode keterikatan dana pada modal kerja.
Metode ini mengakui dua hal penting, yaitu:
1)      Untuk mendanai kebutuhan akan modal kerja mungkin saja telah disediakan (sebagian) oleh pihak lain dalam bentuk pendanaan spontan.
2)      Dana yang diperlukan untuk membiayai piutang seharusnya tidak memasukan unsur laba.
Karena  itu pengertian modal kerja disini adalah selisih antara aktiva lancar (tidak termasuk laba dalam rekening piutang) dengan pendanaan spontan.

4. Akhirnya penaksiran kebutuhan akan modal kerja juga dapat dilakukan dengan menggunakan anggaran kas. Bedanya adalah bahwa arus kas yang dipertimbangkan adalah hanya arus kas yang menyangkut pengeluaran atau penerimaan dari operasi sehari-hari. Tidak termasuk didalamnya, misalnya, pembelian aktiva tetap, pelunasan hutang jangka panjang, dan sebagainya. Besarnya modal kerja yang diperlukan pada suatu periode ditunjukan dari defisit kas masuk dibandingkan dengan kas keluar.
5.  Efisiansi Modal Kerja
·         Pemiliha rasio yang tepat untuk mengukur efisiensi modal kerja sungguh sangat sulit. Meskipun demikian, apabila diasumsikan bahwa kebijakan piutang dan persediaan efisen, rasio antara laba operasi dengan aktiva lancar operasi bisa dipergunakan sebagai indicator rasio yang disebut sebagai return on working capital ini dinyatakan sebagai,

Return on working capital = Operating income
                                            Current Assets
II. Struktur Utang
Struktur hutang menjelaskan suatu komposisi jangka waktu hutang yang dipergunakan oleh perusahaan, baik jangka pendek, menengah, ataupun jangka panjang, dan dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang tersebut.
Definisi Hutang
                utang adalah Kewajiban suatu badan usaha / perusahaan kepada pihak ketiga yang dibayar dengan cara menyerahkan aktiva atau jasa dalam jangka waktu tertentu sebagai akibat dari transaksi di masa lalu.
Hutang adalah kewajiban-kewajiban ekonomis dari perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima. Hutang juga meliputi berbagai deffered credits yang bukan merupakan kewajiban-kewajiban tetapi yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima. Dapat ditambahkan bahwa hutang diukur menurut jumlah yang ditetapkan dalam transaksi pertukaran yang bersangkutan, biasanya sebesar jumlah yang akan dibayarkan, namun kadang – kadang memuat nilai yang telah didiskontokan.

Macam-macam hutang antara lain:
A. Hutang Jangka Pendek
B. Hutang Jangka Menengah
C. Hutang Jangka Panjang
A.    Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek adalah hutang yang jadwal pembayarannya tidak lebih dari satu tahun. Adapun jenis-jenis dari hutang jangka pendek/utang lancar tersebut adalah:
1)      Utang dagang
Utang dagang adalah utang jangka pendek yang timbul karena adanya suatu transaksi
2)      Utang wesel
Utang wesel adalah surat perjanjian pembayaran hutang jangka pendek. Ada yang berbunga, ada juga yang tidak.
3)      Deviden
Deviden adalah keuntungan yang diberikan kepada pemegan saham, yang didapatkan atas hasil keuntungan perusahaan yang diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Ketika kita menjadi pemilik saham perusahaan, perusahaan dapat membayar kembali dalam bentuk dividen.
4)      Pendapatan diterima dimuka
Pendapatan yang telah kita terima diawal transaksi namun barang/jasa yang kita transaksikan belum kita serahkan kepada pembeli barang/jasa tersebut.
5)      Utang Jangka Panjang yang Telah Jatuh Tempo
6)      Pajak Penjualan
7)      Kewajiban kepada Karyawan (utang gaji)
8)      Iuran-iuran lainnya
9)      Kewajiban Kontigensi
Kewajiban kontigensi adalah kondisi yang tidak pasti yang mungkin terjadi dimasa yang akan dating, kemungkinan ini bisa menguntungkan biasa disebut Gain Contigencies ataupun merugikan (Loss Contigencies).
Cat : apabila kemungkinan-kemungkinan ini bisa dinilai dengan uang, maka harus dicatat.
Sumber pendanaan Hutang jangka pendek dikelompokkan menjadi:
1.      Variable Keputusan Pasif,
Adalah jumlah sumber dana tersebut akan tergantung pada keputusan aspek yang
lainnya sesuai dengan aktivitas perusahaan. Misalnya: pembelian bahan baku secara
kredit, rekening-rekening accruals.
2.      Variable Keputusan Aktif, 
Yakni perusahaan harus secara aktif mencari dan mendapatkan sumber dana dan dalam memperolehnya harus mempunyai perjanjian-perjanjian formal kepada Kreditor, misalnya: hutang Bank.
B. Hutang Jangka Menengah
Pada jenis hutang ini biasanya pembayaran hutang dilunasi pada saat aktiva yang dibiayai dengan hutang tersebut tidak lagi diperlukan. Akan tetapi, pembayaran biasanya juga dilakukan secara berkala. Manfaat hutang ini yaitu bahwa hutang tersebut dapat disesuaikan dengan kesediaan arus kas dalam melunasi hutang tersebut.
c. Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal pembuatan neraca per 31 Desember. Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek
Timbulnya Hutang Jangka Panjang
Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu perusahaan  dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk  Investasi dalam aktiva tetap yang akan memberikan manfa’at dalam jangka panjang sebaiknya diperoleh dari hutang jangka panjang atau dengan menambah modal. Dalam hal ini perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menarik hutang jangka panjang misalnya obligasi atau menambah modal
sendiri dengan mengeluarkan saham. Ada beberapa kelebihan menarik hutang jangka panjang melalui obligasi dibanding menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
  1. Keuntungan menarik obligasi
    Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara dalam kebijakan perusahaan sehingga tidak mempengaruhi manajemen.
  2.  Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus dibayarkan kepada pemegang saham.
  3. Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang dapat mengurangi kewajiban pajak sedangkan deviden adalah pembagian laba yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
Sebaliknya juga terdapat hal yang kurang menguntungkan antara lain :
  1. Bunga obligasi adalah beban tetap baik dalam keadaan perusahaan mendapat laba atau mengalami kerugian
  2. Jika perusahaan tidak mampu membayar obligasi yang jatuh tempo, pemegang obligasi tetap mempunyai hak untuk menuntut pengembalian obligasi sedangkan pemegang saham tidak mempunyai hak demikian karena pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang turut bertanggung jawab menanggung resiko kerugian perusagaan.
Jenis Hutang Jangka Panjang
Secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan  pada dua golongan yaitu :
  1. Hutang Hipotik : Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika  peminjam tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan hutang.
  2. Hutang Obligasi : Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Dalam surat obligasi dicantumkan nilai nominal  obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan ketentuan lain sesuai jenis obligasi tersebut.
TUJUAN DARI MANAJEMEN HUTANG
Dalam pengertian dasar, tujuan dari manajemen hutang ialah untuk menjamin bahwa perusahhaan memiliki “kecukupan kas” yaitu kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan kas bagi setiap tujuan yang penting bagi kesatuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang dari perusahaan. Jadi tidak hanya untuk menghindari ketidakmampuan untuk membayar hutang atau kebangkrutan. Ditinjau dari sudut controller, tujuan yang lebih spesifik dari manajemen hutang dapat mencakup hal – hal sebagai berikut :
1.      Pencatatan dan pengungkapan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima mengenai kewajiban keuangan perusahaan.
2.      Pelaporan hutang perusahaan dalam bentuk selayaknya, sebagaimana duharuskan oleh perjanjian atau persetujuan kredit.
3.      Melalui perencanaan dan pengendalian yang efektif, memelihara suatu struktur keuangan yang sehat, termasuk memlihara hubungan yang wajar antara hutang dengan modal sendiri.
4.      Kelanjutan dari kemampuan untuk mendapatkan dana-dana pinjaman yang diperlukan tepat pada waktunya dan dengan beban biaya yang bersaing.
5.      Untuk melaksanakan dan memelihara pengendalian-pengendalian yang membatasi komitmen dalam batas-batas yang ditetapkan dengan baik sehingga mereka pada akhirnya tidak menjadikan hutang berlebihan dan sangat memberatkan. Adalah jelas bahwa semua sasaran dari manajemen hutang ini adalah saling berhubungan.

PERENCANAAN HUTANG
Meskipun hutang bermula dari keadaan yang ada sekarang, namun yang lebih penting manajemen hutang mencakup merencanakan tingkatan dari semua jenis kewajiban untuk masa mendatang yang dapat diterima secara berhati – hati oleh perusahaan. Dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang, besarnya hutang dagang, biaya – biaya yang ditangguhkan, dan semua jenis hutang yang penting harus diketahui. Harus dipastikan bahwa tingkatan hutang berada dalam norma – norma yang dapat diterima dan bahwa perusahaan dapat bertahan pada masa – masa yang burukdalam dirinya sendiri, dalam sector industrinya, dan tentu saja dalam perekonomian secara umum, dengan adanya beban hutang tersebut. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan jangka panjang dari perusahaan mengharuskan adanya perencanaan struktur hutang (dan modal yang berhubungan) sehingga dana tersedia pada saat diperlukan dan dengan biaya, yang diperbandingkan, dapat diterima.

 RESIKO DARI HUTANG YANG BERLEBIHAN
Dalam mempertimbangkan “pembiayaan jangka panjang”, yang dimaksud adalah struktur dari hutang jangka panjang dan modal sendiri, mungkin tujuan dari eksekutif keuangan adalah mengatur bagian – bagian keuangan sedemikian rupa sehingga para pemegang saham, para pemilik, akan menerima manfaat ekonomis yang maksimum selama jangka yang lebih panjang. Dapat dipertunjukkan melalui suatu jangka waktu tertentu, dengan mengasumsikan profitabilitas normal dan dapat dikuranginya ongkos bunga untuk tujuan perpajakan, bahwa pinjaman yang berhati – hati akan menaikkan hasil pengembalian bagi pemegang saham. Walaupun diketahui adanya keuntungan yang potensial ini, tetapi terdapat suatu faktor yang negative yang akan menekan keinginan untuk menggunakan hutang jangka panjang semaksimal yang tersedia

 SUMBER INFORMASI TENTANG KAPASITAS HUTANG
Beberapa pedoman dalam mencapai suatu keputusan dapat diperoleh dari sumber-sumber berikut :
1.      Lembaga Kredit atau Perantara
Lembaga keuangan atau bank komersil, atau bankir investasi menegosiasikan hutang jangka panjang dalam jarak waktu yang dekat, dibandingkan dengan pejabat keuangan dari sebuah perusahaan industri.
2.      Tindakan dari Para Pesaing
Biasanya, tersedia laporan keuangan dan perjanjian – perjanjian pinjaman dari perusahaan yang setara dalam sejenis industri yang sama.
3.      Analisa mengenai Praktek yang lalu
Analisa historis terhadap hutang dan perilaku penghasilan pada perusahaan tertentu dalam masa – masa yang buruk dan dalam kondisi yang normal dapat memberikan beberapa petunjuk.

STANDAR UNTUK KAPASITAS HUTANG
Secara konvensional terdapat dua jenis norma dengan mana dapat dipertimbangkan kapasitas hutang jangka panjang,yaitu :
1.      Suatu norma kapitalisasi
2.      Suatu norma peliputan penghasilan
Dalam mencapai suatu kebijaksanaan hutang bagi suatu perusahaan tertentu, masing-masing ratio itu harus dipertimbangkan dan saling dikaitkan. Dalam pengerjaan dengan data yang dihasilkan dari intern perusahaan, controller dapat membuat perbaikan yang biasanya tidak dimungkinkan dengan data umum dari perusahaan lain. Ia lalu dapat menuntun manajemen mengenai hubungan yang dapat diterima. Suatu norma yang telah dipergunakan secara luas, yang sering telah dipergunakan sebagai suatu kendala dalam perjanjian kredit, adalah ratio hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Dengan demikian, hutang jangka panjang tidak boleh melebihi, katakanlah 25% dari modal sendiri. Ratio itu dapat juga dinyatakan sebagai suatu
persentase dari total kapitalisasi. Norma peliputan pendapatan mengukur jumlah tahunan yang diperlukan untuk beban hutang terhadap penghasilan bersih yang tersedia untuk memenuhi beban hutang. Dengan menghubungkan arus kas ke luar per tahun untuk beban hutang (dan mungkin untuk unsur-unsur) dengan pendapatan bersih yang tersedian untuk tujuan ini, cara itu mencoba untuk memastikan bahwa dalam waktu yang buruk sekalipun terdapat cukup dana untuk memenuhi kewajiban.

PENILAIAN TERHADAP HUTANG OBLIGASI
Terdapat perbedaan yang penting dalam biaya bunga, tergantung dari penelitian kualitas yang diberikan kepada surat berharga hutang oleh tiga lembaga penilaian, dan ini merupakan suatu pertimbangan penting dalam memilih limit – limit hutang secara keseluruhan. Ketiga lembaga penilaian hutang adalah Standart and Poor’s Corporation, Moody’s Investment Service, dan Fitch Investor’s Services, memberikan penilaian yang mencirikan pentingnya pertimbangan mengenai kualitas atau resiko yang melekat pada suatu jenis surat berharga tertentu. Penilaian/penggolongan akan tergantung dari, antara lain, hubungan kemampuan untuk menutupi beban hutang. Keempat simbol untuk penilaian tertinggi yang dipakai oleh Moody dapat diikhtisarkan atau digolongkansebagai beerikut:
1) Aaa = Kualitas terbaik; derajat resiko investasi paling kecil dan pada umumnya dianggap 
“tidak akan rugi”.
2) Aa = Dinilai sebagai berkualitas tinggi menurut semua norma
3) A = Kewajiban – kewajiban dengan derajat menengah atas, disertai beberapa unsure yang   dapat tampil sebagai kelemahan yang dapat merusak pada beberapa waktu mendatang.
4) Baa = Tingkat menengah bawah. Kurang memiliki siafat – sifat investasi yang terkemuka dan  dalam kenyataannya, juga memiliki sifat spekulatif.

Sasaran dari banyak perusahaan dengan posisi keuangan yang baik adalah untuk mendapatkan setidak – tidaknya suatu penilaian Aa untuk surat obligasinya. Penyajian untuk mendapatkan penilaian surat obligasi harus dilakukan secara teliti karena penilaian – penilaian buruk atau tidak mudah dapat diatasi. Dalam menetapkan suatu penilaian untuk hutang, lembaga penilaian emerlukan data keuangan yang cukup antara lain sebagai berikut :
1.      Neraca Konsolidasi. Mungkin untuk lima tahun yang lalu dan lima tahun yang diproyeksikan.
2.      Perhitungan rugi – laba konsolidasi dan saldo laba yang ditahan konsolidasi untuk lima tahun yang lalu dan lima tahun yang akan diproyeksikan.
3.      Laporan konsolidasi sumber dan penggunaan dana (laporan konsolidasi perubahan posisi keuangan). Juga untuk lima tahun yang lalu dan lima tahun yang diproyeksi.
4.      Daftar golongan produk untuk data historis dan proyeksi mengenai penjualan, marjin operasi dan tingkat marjin.

LEVERAGE ATAU PENGUNGKIT
Dalam mempertimbangkan struktur modal, para pejabat keuangan harus mengenal dan mempelajari pengaruh leverage. Pada dasarnya, leverage terdiri dari pembiayaan sebuah perusahaan dengan hutang untuk menaikkan hasil pengembalian atas modal sendiri.
KEWAJIBAN PROGRAM PENSIUN
Diketahui dengan lingkungan yang rumit pada masa kini, rencana – rencana pension telah dikembangkan di bawah tekanan – tekanan social yang banyak sekali, peraturan pemerintah, pertimbangan – pertimbangan legal, undang – undang pajak, teknik actuarial, filsafat usaha dan pengaruh lainnya.

LAPORAN AKUNTANSI UNTUK HUTANG
Laporan – laporan sehubungan dengan manajemen hutang akan tergantung kepada kebutuhan perusahaan. Sejumlah terbatas laporan diperlukan untuk memonitor status yang sebenarnya dan untuk perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Suatu daftar usaha mencakup yang berikut ini :
1.      Laoran bulanan kondisi keuangan yang lazim.
2.      Laporan bulanan atau triwulan yang membandingkan hutang – hutang yang
sebenarnya per kategori secara terperinci dengan jumlah yang diperkenankan menurut perjanjian kredit.
3.      Laporan perencanaan yang membandingkan hutang yang diperlukan dengan
persetujuan kredit dan kapasitas hutang.

Analisa berskala mengenai hutang – hutang khusus:
a) Sewa (Leasing) jangka panjang.
b) Hutang dari perkiraan pension tanpa dana.
c) Hutang dengan adanya peraturan kesehatan dan kesejahteraan para pegawai.  Penggolongan hutang – hutang menurut umur.
 Perbandingan antara kewajiban yang sebenarnya dengan yang dianggarkan.
 Laporan hutang terperinci sebagaimana diharuskan menurut perjanjian kredit.
 Ikhtisar berkala menenai hutang – hutang bersyarat.
 Taksiran pembayaran kas / bank yang diperlukan.
4. Laporan atas potongan tunai yang diambil atau yang dilewatkan.

PENGENDALIAN INTERN
Pengendalian intern terhadap hutang mencakup keseluruhan hutang mulai hutang rutin dan pembayaran upah / gaji sampai pembayaran berkala untuk wesel bayar yang disebabkan oleh pinjaman. Suatu tugas rutin yang sehat secara fundamental untuk pencatatan hutang merupakan hal yang pokok bagi dasar prosedur pembayaran yang baik. Esensi dari permasalahannya ialah untuk memperoleh keyakinan bahwa tidah ada hutang – hutang yang tidak sewajarnya telah diajukan untuk pembayaran. Prosedur yang rutin harus diimplementasikan untuk melihat bahwa semua hutang telah disetujui dan disahkan oleh yang berwenang. Perbandingan yang wajar terhadap laporan penerimaan, order pembelian, dan faktur – faktur oleh mereka yang menangani prosedur pembayaran rutin telah mengeliminasikan banyak tugas dari para pejabat perusahaan; namun bagi hutang – hutang yang tidak tercakup dalam saluran ini harus dilakukan tinjauan yang
diperlukan.

Nah berikut ini akan Kami bandingkan segi positif dan segi negatifnya untuk kedua jenis Hutang tersebut:
Segi Positif :                                          
A. Hutang Jangka Panjang
1. Kita akan mempunyai waktu cukup untuk mengumpulkan dana. 
2. Kita akan mempunyai kesempatan untuk berfikir peluang usaha yang bisa kita gunakan sebagai tambahan angsuran atau bahkan bisa melunasinya.
3. Cicilan pokok pinjaman cenderung kecil, dikarenakan pembagi pokok pinjaman (waktu cicilan) terlalu besar.
B. Hutang Jangka Pendek
1. Kita tidak perlu khawatir untuk dana pembayarannya. Karena waktu yang cukup singkat biasanya kita bisa memperkirakan seberapa besar kemampuan kita untuk dapat melunasi hutang tersebut tanpa harus mengganggu kestabilan keuangan rumah tangga, badan, ataupun pribadi.
2. Bunga yang timbul dalam hutang jangka pendek cenderung lebih kecil. Karena pengali (waktu pengambilan hutang) kecil. 
Segi Negatif :
A. Hutang Jangka Panjang
1. Kita harus membayar besaran bunga yang lebih banyak sesuai dengan jangka waktu yang kita ambil untuk pelunasan. Meski jumlah bunga terlihat lebih kecil dibanding dengan pokok, tetap saja total akhir bunga tersebut diakhir periode pelunasan akan sangat besar. Dikarenakan pengali (waktu pengambilan hutang) terlalu besar. Meskipun tergantung juga masalah besar % dari bunga
2. Bila terdapat pengurangan segi pemasukan pada tahun kedua pengambilan Hutang ini akan
bahaya. Karena kita sudah berurusan dengan yang namanya ketidakseimbangan financial yang bisa berakibat buruk bagi kestabilan financial rumah tangga, badan, ataupun pribadi.

B. Hutang Jangka Pendek
1. Kita tidak mempunyai banyak kesempatan untuk mencari peluang usaha yang bisa kita jalani untuk membantu membayar angsuran tersebut.
2. Cicilan pokok pinjaman cenderung besar, dikarenakan pembagi pokok pinjaman (waktu
cicilan) terlalu kecil.
Menurut Kami dari kedua Hutang tersebut lebih mudah adalah Hutang Jangka Panjang dengan catatan 
1. Kita bisa memanage keuangan kita.
2. Usahakan kita bisa melunasi pada angsuran 50% dari pokok nya. Disini biasanya pihak pemberi hutang biasanya akan mengenakan penalty berkisar 8% dari sisa hutang tersebut.
Keunggulannya menurut Aya adalah tahun pertama kita bisa mencicil hutang tersebut dengan cicilan ringan dan dengan bunga kecil. Dan dengan cara ini ternyata kita bisa lebih menekan dana untuk pembayaran bunga. Selama ingin mengambil hutang usahakan kita memilih bunga flat atau tetap tiap tahunnya. Jadi disaat suku bunga bank naik kita tidak akan terpengaruh. Meski nantinya padasaat suku bunga naik bunga kita tetap pada % yang dulu.

Rasio lancar
Rasio lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar suatu perusahaan. Sebagai contoh, jika aktiva lancar perusahaan WXY adalah Rp50.000.000 sedangkan utang lancarnya Rp40.000.000, maka rasio lancarnya adalah Rp50.000.000 dibagi 40.000.000, atau sama dengan 1.25. Rasio lancar digunakan untuk mengungkapkan jaminan keamanan (margin of safetyperusahaan terhadap kreditor jangka pendek. Jika perbandingan utang lancar melebihi aktiva lancarnya (rasio lancar menunjukan angka di bawah 1), maka perusahaan dikatakan mengalami kesulitan melunasi utang jangka pendeknya. Jika rasio lancarnya terlalu tinggi, maka sebuah perusahaan dikatakan kurang efesien dalam mengurus aktiva lancarnya
Struktur jangka waktu pendanaan
1. Pendekatan Hedging
Startegi pendanaan ini membiayai setiap aktiva dengan waktu jangka waktu kurang lebih sama jangka waktu perputaran aktiva tsb menjadi kas staregi pendaan hedging didasarkan atas matecing principle yang menyatakan bahwa sumber dana hendaknya di sesuaikan berapa lama dana sb diperlukan. keperluan jangka pendek harus dipenuhi melalui sumber jangka pendek sebaliknya menggunakan jangka panjang harus di biayai dengan sumber jangka panjang pula prinsip seperti ini diterapkan untuk minilisir atas resiko yang dihadapi terhadap penyimpangan aliran kas dari yang di harapkan.
2. Pendanaan Konserpatif
Pendanaan ini memberikan margin of satety yang cukup besar di perusahaan yaitu sebagian itu aktiva lancar bukan permanen di danani dalam jangka panjang ( hutang jangka panjang, modal sendiri dan pendanaan spontan
3. Pendanaan Agresif
Startegi ini pendanaan ini dengan mendanai kebutuhan jangka panjang dengan pendanaan jangka pendek. apa bila suku bunga kredit jangka pandek lebih rendah jangka panjang maka startegi ini akan kompensif dengan probilitas yang tinggi.
Terdapat lima unsur pokok dari aktiva lancar, yaitu :
1. Kas , yaitu Disajikan sesuai dengan jumlah yang benar-benar ada sebesar nilai nominalnya
2. Surat-surat berharga,  memanfaatkan kas menganggur, disajikan sebesar harga pokok atau LOCOM
3. Tagihan (Piutang) ,  disajikan berdasar jumlah yang diperkirakan akan dapat diterima pembayarannya (sebesar nilai realisasi)
4. Persediaan ,  disajikan berdasar harga pokok atau LOCOM
5. Pos-pos Transitoris dan Antisipasi ,  biaya dibayar di muka dan pendapatan yang masih akan diterima.


Kombinasi Keputusan struktur utang jumlah aktiva lancar
Apabila keputuan Struktur Hutang dan Aktiva Lancar dikombinasikan , maka kita bisa menjumpai berbagai situasi. Misal, perusahaan mungkin memilih pendanaan agresif. Berarti sebagian kebutuhan jangka panjang dibiayai dengan dana jangka pendek. Disamping itu perusahaan juga memilih untuk meyediakan jumlah kas yang sangat sedikit.
Sebaliknya, perusahaan bisa memilih pendanaan yang agresif, tetapi dibarengi dangan penyediaan aktiva likuid yang relatif besar.
Jika  perusahaan sering tidak mampu memenuhi kewajiban financial, hanya karena pada saat kewajiban tersebut jatuh tempo tidak memiliki kas, maka mungkin saja para supplier, bank, dan pihak – pihak lain, berkurang kepercayaan mereka terhadap perusahaan tersebut.
Penentuan tingkat yang layak dari aktiva lancar dan kewajiban lancar, menyangkut keputusan – keputusan mendasar dalam likuiditas perusahaan dan komposisi umur hutang – hutangnya. Keputusan – keputusan tersebut akan dipengaruhi oleh trade-off antara profitabilitas dan risiko. Keputusan yang menyangkut likuiditas aktiva perusahaan menyangkut manajemen kas dan investasi pada sekuritas, kebijakan dan prosedur penjualan kredit, manajemen persediaan dan manajemen aktiva tetap.
Untuk aktiva lancar,semakin rendah proposi aktiva likuid, semakin besar profitabilitas perusahaan. JIka kita memepertimbangkan bahwa biaya hutang jangka pendek lebih rendah dari biaya hutang jangka pendek, maka dipandang dari pertimbangan profitabilitas, perusahaan akan lebih baik menggunakan hutang jangka pendek.
Dalam mempertimbangkan “pembiayaan jangka panjang”, yang dimaksud adalah struktur dari hutang jangka panjang dan modal sendiri, mungkin tujuan dari eksekutif keuangan adalah mengatur bagian – bagian keuangan sedemikian rupa sehingga para pemegang saham, para pemilik, akan menerima manfaat ekonomis yang maksimum selama jangka yang lebih panjang. Dapat dipertunjukkan melalui suatu jangka waktu tertentu, dengan mengasumsikan profitabilitas normal dan dapat dikuranginya ongkos bunga untuk tujuan perpajakan, bahwa pinjaman yang berhati – hati akan menaikkan hasil pengembalian bagi pemegang saham. Walaupun diketahui adanya keuntungan yang potensial ini, tetapi terdapat suatu faktor yang negative yang akan menekan keinginan untuk menggunakan hutang jangka panjang semaksimal yang tersedia.
Contoh penentuan jumlah modal kerja :
PT “ABC” memproduksi produk Z, setiap harinya sebanyak 100 unit. Dalam satu bulan perusahaan. bekerja selama 25 hari. Unsur biaya yang dibebankan untuk setiap unit produk adalah sebagai berikut
1.      Bahan Mentah A seharga         Rp 500
2.      Bahan Mentah B seharga         Rp 200
3.      Tenaga Kerja Langsung           Rp 400
Biaya administrasi setiap bulan Rp 1.250.000. Gaji pimpinan perusahaan. setiap bulan Rp 2.000.000. untuk membeli bahan mentah A perusahaan. harus memberikan uang muka kepada supplier bahan mentah tersebut rata-rata 5 hari sebelum bahan mentah diterima. waktu yang diperlukan  untuk membuat barang tersebut. 5 hari, dan selanjutnya atas pertimbangan kualitas barang masih harus tersimpan digudang 2 hari. Penjualan dilakukan dengan kredit dengan syarat pembayaran 10 hari sesudah barang diambil. Pimpinan menetapkan persediaan besi Rp 2.000.000. Berapa besarnya kebutuhan Modal Kerja yang diperlukan perusahaan tersebut untuk.dapat membiayai operasi perusaha ?
Jawab:
Periode perputaran
a.  Bahan mentah A
·         Dana yang terikat dalam persekot bahan         5   hari
·         Proses produksi                                                5   hari
·         Barang jadi                                                       2   hari
·         Piutang dagang                                               10  hari
b.  Bahan mentah B, tenaga kerja langsung, biaya administrasi, gaji, pimpinan
·         Proses produksi                                               5   hari
·         Barang jadi                                                      2  hari
·         Piutang dagang                                              10  hari
Kebutuhan dana yang akan ditanamkan dalam unsur modal kerja tersebut adalah
a. Bahan mentah A            =  100 unit x Rp.500 x  22 hari       = Rp.  1.100.000
b. Bahan mentah B            =  100 unit x Rp. 200 x 17 hari       = Rp.     340.000
c. Tenaga kerja langsung   =  100 unit x Rp. 400 x 17 hari       = Rp.     680.000 +
               Jumlah                                                                           Rp.  2.120.000


Biaya administrasi dan gaji pimpinan :
-  Jumlah biaya selama 1 bulan  Rp. 3.250.000
-  Jumlah biaya produksi selama 1 bulan (25 hari ) = 25 x 100 unit    = 2500 unit
-  Biaya per unit = Rp. Rp. 3.250.000 / 2500 unit = Rp. 1300
-  Biaya per hari 100 unit x Rp. 1300 = Rp. 1.300.000
Dana yang diperlukan untuk biaya selama periode perputaran
= Rp. 1.300.000 x 17 hari  =  Rp.  22.100.000
Persediaan kas minimal     =  Rp.    2.000.000
Jumlah modal kerja yang dibutuhkan                        =  Rp. 26.220.000
  

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan. 
2.      Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun).
3.      Paling tidak ada 5 (lima) jenis aktiva lancar yang dapat dijadikan acuan untuk menilai sebuah perusahaan, yaitu Kas & Setara Kas, Surat-surat Berharga, Piutang, Persediaan, dan Biaya dibayar di muka.
4.      Struktur hutang menjelaskan suatu komposisi jangka waktu hutang yang dipergunakan oleh perusahaan, baik jangka pendek, menengah, ataupun jangka panjang, dan dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang tersebut.
5.       Hutang adalah kewajiban-kewajiban ekonomis dari perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima. Hutang juga meliputi berbagai deffered credits yang bukan merupakan kewajiban-kewajiban tetapi yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima.
6.      Ada 3 ( tiga ) jenis utang, yaitu hutang jangka pendek, hutang jangka menengah, dan utang jangka panjang.

B. SARAN
Makalah ini kami susun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen Keuangan. Adapun isinya masih mungkin sederhana dan kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, penyusun memohon untuk saran dan kritiknya agar pembuatan makalah berikutnya akan lebih baik lagi. Terima kasih


REFERENSI
6)      http://normalasarii.wordpress.com/2013/05/09/pengertian-utang-utang-adalah-kewajiban-suatu-badan-usaha/




1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus