MAKALAH
STRATEGI
PRODUK DAN JASA

Kelas
Akuntansi (sore)
Semester
IV
Fitria
Meilani ( 20121220025)
Azizatul Muna Asas ( 20121220044)
Nurul Hidayati
( 20121220008)
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
SURABAYA
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan
ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “ STRATEGI PRODUK DAN JASA”. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran..
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Surabaya,
5 Maret 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.……………………………………………………………………….. i
DAFTAR
IS…………………………………………………………………….......................ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….....3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah………………………………………….4
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Karakteristik
dan Klasifikasi Produk……………………………………………..5
2.2
Merancang dan Mengelola Jasa………………………………………………….13
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….20
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………..21
BAB
1
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Kita ketahui bahwa produk ataupun jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli ataupun
peminatnya. Oleh karena itu, produsen dalam kegiatan
pemasaran produk atau jasanya harus membutuhkan konsumen mengenai produk
atau jasa yang dihasilkannya. Salah satu cara yang
digunakan produsen dalam bidang pemasaran untuk tujuan
meningkatkan pendapatan yaitu melalui merek.Sedangkan
suatu produk tidak akan dibeli apabila produk tersebut tidak dikenal.
Jadi penentuan merek yang baik juga mempengaruhi pemasaran suatu produk. Suatu
merek yang sudah terkenal akan laris dipasarkan meskipun ada produk lain dengan
kualitas sama yang beredar.
1
Tidak
dapat dipungkiri lagi bahwa penetapan merek
produk adalah salah satu
faktor yang diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan
suatu perusahaan terutama pada saat ini ketika era informasi berkembang
pesat, maka penetapan merek merupakan salah satu senjata ampuh bagi
perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha.
Oleh karenanya sudah menjadi
keharusan bagi perusahaan untuk melaksanakan penetapan merek dengan
strategi yang tepat agar dapat memenuhi sasaran yang efektif. Penetapan
merek yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa
keadaan dunia usaha bersifat dinamis, yang selalu mengalami perubahan yang
terjadi setiap saat dan adanya keterkaitan antara satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu strategi penetapan merek mempunyai peranan
yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan umumnya dan
pada bidang pemasaran khususnya. Disamping itu strategi
pemasaran yang diterapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai
dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan
demikian strategi pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan
terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap
kesempatan atau paduan pada beberapa sasaran pasar.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah seperti yang diuraikan pada bagian sebelumnya, rumusan masalah
dalam karya tulis adalah sebagai berikut.
1.
Bagaimana strategi produk dan jasa agar
perusahaan dapat berkembang dengan pesat?
2. Bagaimana cara membuat usaha agar terbilang sukes?
3. Supaya belajar menciptakan lapangan kerja sendiri.
Tujuan
dan Manfaat Penulisan Makalah
Untuk mendeskripsikan strategi produk dan jasa agar perusahaan dapat
berkembang dengan pesat.
BAB
II
PEMBAHASAN
Definisi Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu
pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan . Segala sesuatu yang termasuk ke
dalamnya adalah barang berwujud, jasa, events, tempat, organisasi, ide atau pun
kombinasi antara hal-hal yang baru saja disebutkan. Siswanto Sutojo
mengemukakan bahwa (2005:78) ada beberapa faktor penting yang wajib diperhatikan
perusahaan dalam menyusun strategi produk mereka:
1. Faktor pertama adalah strategi pemilihan
segmen pasar yang pernah mereka tentukan sebelumnya.
2. faktor kedua adalah pengertian tentang hakekat produk di mata pembeli.
3. Faktor ketiga adalah strategi produk pada
tingkat kombinasi produk secara individual, pada tingkat seri produk dan pada
tingkat kombinasi produk secara keseluruhan.
4. faktor keempat adalah titik berat
strategi pemasaran pada tiap tahap siklus kehidupan produk.
Berdasarkan fungsinya produk dibedakan menjadi tiga level.
1. Level pertama adalah core product
yaitu suatu produk yang fungsinya merupakan alasan dasar konsumen untuk membelinya. Contoh
sederhana dari core product adalah pakaian, fungsinya dasarnya untuk melindungi
tubuh manusia.
2. Actual product adalah fitur-fitur
yang ada pada produk untuk menambah nilainya. Misal desain yang menarik, nama
merk, dan kemasan.
3. Augmented product adalah tambahan
manfaat-manfaat yang tidak terpikirkan oleh konsumen tapi akan memberi kepuasan
bagi mereka, seperti garansi.
Produk juga digolongkan berdasarkan tujuan konsumen membeli
barang secara umum.
1. Produk yang dibeli oleh konsumen
untuk kepentingan sendiri disebut consumer product.
2. Produk yang dibeli oleh konsumen
untuk kepentingan organisasi atau bisnisnya disebut business atau industria
product. Produk bisnis bisa dikatakan sebagai produk yang dibeli untuk dijual
lagi.
Consumer product dibedakan tiga yaitu : convinience product,shopping
product, dan Unsought product.
·
Convinience
product adalah produk yang sering dibeli langsung, harganya rendah, biasanya
kegiatan promosi dilakukan melalui mass advertising.
·
Shopping
product adalah produk sekunder yang harganya lebih mahal daripadaconvenience
product. Produk jenis ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder manusia.
Dalam proses pembeliannya, orang memerlukan waktu untuk membandingkan baik
dengan cara survey maupun tes.
·
Unsought
product adalah produk yang sering tidak terpikir untuk dibeli konsumen,
contohnya asuransi, tanah kuburan, dan ensiklopedi.
Barang industrial dibagi menjadi tiga
golongan yaitu bahan baku dan bahan pembantu, bahan pendukung, dan barang
modal. Dari berbagai faktor yang diperhatikan perusahaan dalam menyusun
strategi produk tingkat produk individual, tiga diantaranya perlu mendapat
perhatian khusus. Ketiga faktor tersebut adalah atribut produk, penggunaan
merek dagang, dan kemasan .
Pengertian produk menurut William J.
Stanton yang diterjemaahkan oleh Rakhmat A. (1996:222). Produk menurut artinya
secara sempit, produk adalah sekumpulan atribut fisik secara nyata yang terkait
dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan. Sedangkan secara umumnya,
produk adalah sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata yang didalamnya
tercakup warna, harga, kemasan, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik
serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa
memuaskan keinginannya
Sedangkan menurut Kotler yang
diterjemahkan oleh Hendra Teguh, SE, Ak. (1997:53) produk memiliki pengertian
yang luas yaitu segala sesuatu yang ditawarkan, dimiliki, dipergunakan atau
dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk didalamnya
adalah fisik, jasa, orang, tempat, organisasi serta gagasan.
Pengertian produk itu sendiri
menurut H. Djaslim Saladin, SE. dalam bukunya yang berjudul Unsur-unsur Inti
Pemasaran dan Manajemen Pemasaran (2003:45) : terbagi dalam beberapa
pengertian, yaitu:
1. dalam pengertian sempitnya, produk
adalah sekumpulan sifat-sifat fisik dan kimia yang berwujud yang dihimpun dalam
suatu bentuk serupa dan yang telah dikenal.
2. Dalam pengertian secara luas, produk
adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud
(intangible) yang didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise
pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan yang diberikan konsumen dan pengecer
yang dapat diterima konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap
keinginan atau kebutuhan konsumen.
3. Secara umumnya, produk itu diartikan
secara ringkas sebagai segala sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan
kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
Menurut
Fandy Tjiptono (1997: 95) menyatakan bahwa:
“Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan”
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan produk
sebagai barang dan jasa. Suatu susunan atribut nyata dan tidak nyata, termasuk
pengemasan, harga, kualitas dan merek, ditambah pelayanan dan reputasi yang
ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi.
1. KARAKTERISTIK
DAN KLASIFIKASI PRODUK
Banyak orang berpikir bahwa sebuah produk merupakan tawaran
berwujud, namun produk sebenarnya bisa lebih dari itu. Produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa,
pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan
ide.
Ø Tingkat produk: Hierarki nilai
pelanggan
Dalam merencanakan tawaran pasarnya,
pemasar perlu memikirkan secara mendalam lima tingkat produk. Setiap tingkat
menambah nilai pelanggan yang lebih besar, dan kelimanya merupakan bagian
Hierarki nilai pelanggan (customer value hierarchy)
1) Manfaat inti (core benefit). Layanan
atau manfaat yang benar-benar dibeli pelanggan. Seorang tamu hotel membeli
”istirahat dan tidur.” Pembeli alat bor membeli “lubang.” Pemasar harus
memandang dirinya sebagai penyedia manfaat.
2) Produk dasar (basic product). Pemasar
harus mengubah manfaat inti tersebut menjadi produk dasar. Dengan
demikian, kamar hotel meliputi tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja tulis,
meja rias, dan lemari pakaian.
3) Produk yang diharapkan (expected
product), yaitu beberapa atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli
ketika mereka membeli produk ini. Tamu hotel mengharapakan tempat tidur yang
bersih, handuk yang bersih, lampu baca, dan kadar ketenangan tertentu.
4) Produk yang ditingkatkan/produk
tambahan (augmented product). Pemasar menyiapkan produk yang melampaui harapan
pelanggan. Di negara-negara maju, tingkat positioning merek dan persaingan
terjadi pada tingkat ini. Tetapi, di pasar Negara berkembang atau pasar yang
berkembang seperti India dan Brazil, sebagian besar persaingan terjadi di
tingkat produk yang diharapkan.
5) Produk potensial
(potential product), yang mencakup semua kemungkinan tambahan dan transformasi
yang mungkin dialami sebuah produk atau penawaran di masa depan. Ini adalah
tempat dimana perusahaan mencari cara baru untuk memuaskan pelanggan dan
membedakan penawaran mereka.
Bebrapa hal yang harus diperhatikan mengenai strategi
peningkatan produk adalah;
·
Setiap
peningkatan menimbulkan biaya.
·
Manfaat
yang ditingkatkan akan segera menjadi manfaat yang diharapkan.
·
Pada
saat perusahaan menaikkan harga untuk produk yang telah mereka tingkatkan,
sebagian pesaing menawarkan jenis produk yang telah ”dipreteli” dengan harga
yang jauh lebih trendah.
b. Klasifikasi
produk
Secara tradisional, pemasar mengklasifikasikan produk
berdasarkan ciri-cirinya: daya tahan, wujud, dan penggunaan (konsumen atau
industri). Setiap jenis produk memiliki startegi bauran pemasaran yang sesuai.
·
Ketahanan (Durability) dan
Keberwujudan (Tangibility)
Produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, menurut
daya tahan dan wujudnya;
a) Barang yang tidak tahan lama
(non-durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu
atau beberapa kali penggunaan seperti bir dan sabun. Karena dikonsumsi dengan
cepat dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai
lokasi, mengenakan margin yang kecil, memasang iklan besar-besaran dan membangun
preferensi.
b) Barang tahan lama (durable goods)
adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan
berkali-kali; lemari es, peralatan mesai, dan pakaian. Produk tahan lama
biasanya memerluka penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mempunyai magrin
yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak graansi dari penjual.
c) Jasa (services) adalah
produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis.
Akibatnya, proudk ini biasanya memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas
pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Contoh, salon kecantikan.
·
Klasifikasi barang konsumen.
Begitu banyak jenis produk yang dibeli konsumen dapat
diklasifikasikan berdasarkan kebiasaan belanja. Kita dapat membedakan antara;
a) Barang sehari-hari (convenience goods),
dibeli pelanggan dnegan cepat dengan upaya yang sangat sedikit. (Sabun, koran,
pasta gigi dll)
b) Barang toko (shopping goods) adalah
barang yang biasanya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan
gaya dalam proses pembeliannya. (Perabotan, pakaian dll)
c) Barang khusus (specialty goods)
mempunyai ciri-ciri atau identifikasi merek yang unik sehingga banyak pembeli
bersedia melakukan upaya pembelian. (Mobil, kamera dll)
d) Barang yang tidak dicari (unsought
goods) adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau mereka tidak
terpikir untuk membelinya. (Asuransi, ensiklopedia dll)
·
Klasifikasi barang industri
Dapat diklasifikasikan berdasarkan bagaimana cara barang
tersebut memasuki proses produksi dan kemahalan relatifnya. Kita dapat
membedakan tiga kelompok yaitu;
a) Bahan baku dan suku cadang (materials
and parts). Adalah barang-barang yang seluruhnya masuk ke produsen tersebut.
Barang-barang ini terbagi menjadi dua kelompok;
·
Bahan
mentah terdiri dari produk pertanian dan produk alam (kayu, biji besi dll).
·
Bahan
baku dan suku cadang manufaktur terdiri dari bahan baku komponen (besi, semen,
kabel, benang dll) dan suku cadang komponen (ban cetakan, mesin kecil dll).
b) Barang modal (capital items).
Adalah barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan
atau pengelolaan produk jadi. Barang modal terdiri dari dua kelompok yaitu;
· Instalasi (pabrik, kantor) dibeli
melalui negosiasi panjang.
· Peralatan meliputi peralatan kantor
dan perkakas pabrik yang dapat dipindahkan.
c) Layanan bisnis
dan pasokan (supplies and business
service).
Adalah barang dan jasa berumur pendek, memudahkan
pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Meliputi layanan pemeliharaan dan
perbaikan (pembersihan jendela, perbaikan mesin fotokopi) dan layanan
konsultasi bisnis (hukum, konsultasi manajemen, iklan). Terdiri dari dua jenis;
· Barang pemeliharaan dan perbaikan
(cat, paku, sapu).
· Perlengkapan operasional ( pelumas,
batubara, kertas tulis, pensil)
2. DIFERENSIASI
Supaya dapat diberi merek, produk harus didiferensiasikan.
Produk-produk fisik bervariasi dalam potensi mereka untuk diferensiasi. Pemasar
selalu mencari dimensi baru.
A. Diferensiasi
produk
1. Menurut Philip Kotler, Banyak produk dapat didiferensiasi
berdasarkan bentuk (ukuran, model, atau struktur fisik produk). Contohnya,
aspirin. Walalupun pada hakikatnya merupakan komoditas, ia dapat
dideferensiasikan berdasarkan ukuran dosis, bentuk, warna, lapisan luar, masa
fungsi.
2. Fitur
(feature)
Melalui
survei, dapat diidentifikasi dan diseleksi tentang nilai pelanggan dibandingkan
biaya perusahaan untuk fitur yang melengkapi fungsi dasar produk.
3. Penyesuaian missal (mass
customization): kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan setiap pelanggan
untuk menyiapkan produk, jasa, program, dan komunikasi berbasis missal yang
dirancang secara individual.
4. Kualitas kinerja (performance quality) tingkat
dimana karakteristik utama produk beroperasi.
Empat level kinerja adalah: rendah, rata-rata, tinggi dan
unggul. Perusahaan harus merancang satu level kinerja yang sesuai dengan pasar
sasaran dan level kinerja pesaing.
·
Mutu
kesesuaian (conformance quality).
Misalnya
mobil A dirancang untuk mencapai kecepatan 6 mil per jam dalam 10 detik. Jika
setiap produk yang selesai dirakit memenuhi itu, dikatakan memiliki mutu
kesesuaian tinggi.
·
Daya
tahan (durability).
Ukuran
usia yang diharapkan atas beroperasinya produk dalam kondisi normal/berat.
Biasanya pembeli bersedia membayar lebih untuk produk dengan reputasi ”tahan
lama”.
·
Keandalan
(reability).
Adalah
ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam
periode waktu tertentu.
·
Mudah
diperbaiki.
Sifat
mudah diperbaiki yang ideal adalhjika pemakai dapat memperbaiki sendiri dengan
biaya yang relatif kecil.
·
Gaya
(style)
Pembeli mobil membayar harga premium
untuk Jaguar yang penampilannya luar biasa.
Rancangan: Kekuatan pemaduan
Adalah totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan dan
fungsi produk tertentu menurut yang disyaratkan pelanggan. Perancang harus
memikirkan berapa besar yang harus diinvestasikan untuk mendiferensiasi produk.
B. Diferensiasi
jasa
Menurut Philip Kotler, Jika prooduk fisik tidak mudah
didefensiasi, kunci keberhasilan dalam persaingan sering terletak pada
penambahan jasa atau pelayanan yang menambah nilai serta perbaikan
mutu produk fisik itu. Pembeda utama layanan adalah hal berikut:
1. Kemudahan pemesanan (ordering ease).
Banyak bank sekarang menyediakan perangkat lunak perbankan di rumah untuk
membantu nasabah mendapatkan informasi dan bertransaksi dengan bank secara
lebih efisien. Para konsumen sekarang bahkan mampu memesan dan menerima bahan
makanan tanpa pergi ke supermarket.
2. Pengiriman (delivery). Mengacu pada
seberapa baik produk atau jasa diserahkan kepada pelanggan. Contoh; Pizza
disampaikan dalam keadaan panas kepada pembeli di rumah.
3. Pemasangan (installation) mengacu
pada pekerjaan yang dilakukan untuk membuat produk tertentu beroperasi di
lokasi yang direncanakan.
4. Pelatihan pelanggan (customer
training) mengacu pada pelatihan para pegawai pelanggan untuk menggunakan
peralatan dair penjual secara tepat dan efisien. (alat X-ray dsb).
5. Konsultasi pelanggan (Customer
consulting). Mengacu pada pelayanan data, sistem informasi, dan saran yang
diberikan penjual kepada pembeli.
6. Pemeliharaan dan perbaikan
(maintenance dan repair) merupakan program pelayanan perusahaan untuk membantu
pelanggan menjaga produk yang mereka beli senatiasa dalam kondisi kerja yang
baik.
3. HUBUNGAN
PRODUK DAN MEREK
Masing-masing produk berkaitan dengan produk-produk tertentu
lainnya.
Hierarki produk
Menurut Kotler dan amstrong (1996: 274) Pada
dasarnya setiap produk secara hirarki berhubungan dengan produk tertentu
lainnya. Hirarki produk ini dimulai dari kebutuhan dasar sampai dengan tipe
produk yang akan memuaskan kebutuhan tersebut. Hirarki produk terdiri atas
tujuh tingkatan, yaitu:
1. Keluarga kebutuhan (need
family). Kebutuhan ini yang mendasari keberadaan suatu kelompok produk.
Contoh: keamanan
2. Keluarga produk (product
family). Semua kelas produk yang dapat memenuhi kebutuhan inti dengan
lumayan efektif. (tabungan)
3. Kelas produk (product
class). Sekelompok produk dalam keluarga produk yang diakui mempunyai
ikatan fungsional tertentu. Contoh: instrumen keuangan.
4. Lini produk, Sekelompok produk
yang melakukan fungsi yang sama, pelanggan yang sama, saluran yang sama, dan
tentang harga tertentu. Contoh asuransi jiwa.
5. Jenis produk (product
type). Sekelompok barang dalam lini produk yang sama-sama memiliki salah
satu dari beberapa kemungkinan bentuk produk tersebut. Contoh; asuransi
berjangka.
6. Merek (brand), yaitu nama yang
dapat dihubungkan/ diasosiasikan dengan satu atau lebih item dalam lini produk
yang digunakan untuk mengidentifikasikan sumber atau karakter item tersebut.
Contoh, asuransi bumi putera.
7. Barang (item), yang juga
disebut unit pencatatan persediaan atau varian produk. Unit tersendiri dalam
suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran,
penampilan, harga, atau suatu ciri yang lain. Contoh; asuransi jiwa berjangka
yang dapat diperpanjang.
4. PENGEMASAN,
PELABELAN, PENJAMINAN DAN GARANSI
Kebanyakan produk fisik harus
dikemas dan diberi label. Banyak pemasar menyebut pengemasan sebagai P kelima,
bersama price, product, place dan promotion. Namun, kebanyakan pemasar
memperlakukan pengemasan dan pelabelan sebagai elemen dari strategi produk.
Penjaminan dan garansi dapat juga merupakan bagian penting dari strategi
produk, yang sering muncul pada kemasan.
1. Pengemasan (packaging).
Menurut Kotler (1995 : 200) pengemasan adalah kegiatan
merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk.
Menurut Swatha (1980:139) pengemasan adalah kegiatan-kegiatan
umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain pembuatan bungkus
atau kemasan suatu barang.
Menurut Saladin (1996 : 28) kemasan adalah wadah atau
bungkus. Jadi beberapa pendapat para ahli tersebut dapat di simpulkan
kemasanadalah suatu kegiatan merancang dan memproduksi bungkus suatubarang yang
meliputi desain bungkus dan pembuatan bungkus produktersebut.Menurut Saladin
(1996 : 25) wadah atau bungkus terdiri dari:
1. Kemasan dasar (primer Package),
yaitu bungkus langsung dari suatu produk
2. Kemasan tambahan (Secondary
Package), yaitu bahan yang melindungikemasan dasar dan di buang
bila produk tersebut di gunakan.
3. Kemasan pengiriman (shipping
package), yaitu setiap kemasan yang diperlukan waktu penyimpanan dan
pengangkutan
Menurut Philip Kotler, Pengembangan kemasan yang efektif
membutuhkan beberapa keputusan. Dari perspektif perusahaan maupun pelanggan,
pengemasan harus mencapai sejumlah tujuan.
1. Identifikasikan merek.
2. Sampaikanlah informasi yang
deskriptif dan persuasif.
3. Permudahkan proteksi dna
transportasi produk.
4. Banutlah penyimpanan di rumah
5. Bantulah konsumsi produk.
2. Pelabelan
Penjual harus memberikan label produknya. Label tersebut
mungkin adalah etiket sederhana yang ditempelkan pada produk tersebut atau
grafik yang dirancang dengan rumit yang merupakan bagian dari kemasan tersebut.
Label tersebut mungkin hanya mencantumkan nama merek atau banyak informasi.
Sekalipun penjualnya lebih menyukai label yang sederhana, undang-undang mungkin
mengharuskan informasi tambahan.
Label melakukan beberapa fungsi yaitu;
1. Label tersebut mengidentifikasi
produk atau merek.
2. Mungkin juga menunjukkan kelas
produk.
3. Mungkin menjelaskan proudk; siapa
pemuatnya, dimana, kapan, apa kandungannya, bagaimana digunakan, dan bagaimana
menggunakannya dengan aman.
4. Mungkin mempromosikan produk melalui
grafik-grafik yang menarik.
5. Teknologi baru memungkinkan label
membungkus ketat seluruh wadah.
6. Label pasti akan ketinggalan jaman
dan perlu diperbarui.
3. Jaminan dan garansi
Semua penjual secara hukum bertanggung jawab untuk memenuhi
harapan pembeli yang normal atau masuk akal. Jaminan merupakan pernyataan
formal dari kinerja produk yang diharapkan oleh pengusaha pabrik. Produk
bergaransi dapat dikembalikan kepada pabrik atau pusat servis yang ditunjuk
untuk melakukan perbaikan, penggantian, atau pengembalian uang. Jaminan, apakah
itu diekspresikan atau diimplikasikan, dapat dituntut secara hukum.
II. MERANCANG
DAN MENGELOLA JASA
A. Definisi Jasa
Menurut Lupiyoadi (2001:5 )pengertian jasa adalah:“A service is
an activity or series of activities of more or less intangible nature that
normally, hut not necessarile, take place in interactions between the customer
and service employees and/or physical resources or good ard/or system of the
service provider, which are provided as solutions to customer
problems.”(Gronroos, 1 990)
Menurut Kotler(1991: 260)mendefinisikan jasa sebagai: “Setiap
tindakan atau kegiatan yang ditawarkan suatu pihak kepada yang lain yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.”
Sementara itu, produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk
fisik atau tidak. Jadi pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi
yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang
biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan
memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau
kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.
B. Karakteristik
Jasa
Beberapa karakteristik utama dari
jasa, menurut Kotler(1 993:230), adalah sebagai berikut:
1. Intangibility (Tidak berwujud) Jasa mempunyai sifat tidak berwujud
karma tidak bisa dindentifikasi oleh ke lima indera manusia, seperti: dilihat,
dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum terjadi proses transaksi
pembelian.
2. Inseparability (Tidak dapat
dipisahkan)
Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang
maupun mesin, disamping itu apakah sumber itu hadir atau tidak, produk fisik
yang berwujud tetap ada.
3. Variability (Berubah-ubah) Jasa dapat mudah berubah-ubah
karena jasa ini tergantung pada siapa yang menyajikan, kapan, dan dimana
disajikan.
4. Perishability (Daya tahan) Jasa tidak dapat disimpan dan tidak
memiliki daya than yang lama karena sifatnya tergantung dari fluktuasi pennintaan.
C. Sifat Jasa
Sifat dan klasifikasi Jasa Penawaran jasa dibedakan dalam
lima kategori, yaitu:
1. Penawaran barang berwujud murni,
contohnya adalah sabun, shampo.
2. Penawaran barang berwujud disertai
jasa, contohnya penjualan produk komputer dimana pelanggan membutuhkan instaasi
atau servis komputer yang sudah dibelinya.
3. Campuran, dimana porsi antara produk
dan jasanya seimbang, contohnya adalah penawaran makan direstaurant dimana
pelanggan memesan makan disertai dengan kebutuhan pelayanan yang memuaskan.
4. Jasa Utama disertai barang tambahan,
contohnya adalah perusahaan jasa travel yang menjual jasa transportasi disertai
produk tambahan misalnya makanan yag disajikan dengan merek tertentu.
5. Penawaran Jasa murni, contoh yang
sering ditemui adalah pelayanan jasa cukur rambut ( salon kecantikan ).
D. Strategi
Pemasaran Perusahaan Jasa
Strategi Pemasaran Perusahan Jasa
salah satunya dapat dilihat dari bauran pemasaran yaitu product, price, place
atau distribution dan promotion sangat membantu dalam pemasaran suatu produk.
Namun dalam pemasaran jasa yang sebagian besar berhubngan langsung dengan
manusia sehingga membuat perbedaan atas hasil kepuasan pelanggan. Untuk itu
pemasaran jasa perlu memperhatikan unsur lainnya yaitu people, physical
evidence dan process.
Pelayanan yang baik dari penyedia jasa ( people ) akan
membentuk suatu physical evidence pada pelanggan akibat process pemberian jasa
yang dilakukan sangat baik. Dari physical evidence yang telah terbentuk
memungkinkan untuk peningkatan jumlah pelanggan yang ingin menggunakan jasa
layanan yang sama. Mengelola Mutu Jasa Terdapat suatu strategi yang dapat
ditempuh dalam memenangkan persaingan dengan pesaing usaha yaitu dengan cara
menyampaikan layanan yang bermutu tinggi secara konsisten dibanding para pesaing
dan lebih tinggi daripada harapan pelanggan. Untuk menghindari kegagalan dalam
penyampaian jasa, perlu diperhatikan kesenjangan-kesenjangan yang mungkin
terjadi, diantaranya sebagai berikut :
1. Kesenjangan terjadi antara harapan
konsumen dan persepsi manajemen. Contoh, manajemen rumah sakit menganggap
pasien menginginkan menu makanan yang disajikan enak, padahal pasien
menginginkan pelayanan perawat yang baik.
2. Kesenjangan terjadi antara persepsi
manajemen dan spesifikasi mutu jasa.
3. Kesenjangan terjadi antara
spesifikasi mutu dengan cara penyampaian jasa
4. Kesenjangan terjadi antara
penyampaian jasa dan komunikasi internal.
5. Kesenjangan yang terjadi antara jasa
yng dialami dengan jasa yang diharapkan (persepsi konsumen).
E. Strategi
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Jasa
Menurut (Tjiptono, 2004:88-93),
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kualitas pelayanan
jasa adalah:
1. Mengidentifikasi
determinan utama kualitas jasa
Langkah pertama yang harus dilakukan
adalah melakukan riset untuk mengindentifikasi determinan jasa yang paling
penting bagi pasar sasaran dan memperkirakan penilaian yang diberikan pasar
sasaran terhadap perusahaan dan pesaing berdasarkan determinan-determinan
tersebut.
Dengan demikian dapat diketahui posisi relatif perusahaan di
mata pelanggan dibandingkan para pesaing, sehingga perusahaan dapat memfokuskan
upaya peningkatan kualitasnya pada determinan-determinan tersebut.
2. Mengelola
harapan pelanggan
Semakin banyak janji yang diberikan,
maka semakin besar pula harapan pelanggan yang pada gilirannya akan menambah
peluang tidak dapat terpenuhinya harapan pelanggan oleh perusahaan.
3. Mengelola
bukti (evidence) kualitas jasa
Pengelolaan bukti kualitas jasa
bertujuan untuk memperkuat persepsi pelanggan selama dan sesudah jasa
diberikan. Oleh karena itu jasa merupakan kinerja dan tidak dapat dirasakan
sebagaimana halnya barang, maka pelanggan cenderung memperhatikan
fakta-fakta tangiblesyang berkaitan dengan jasa sebagai bukti
kualitas.
4. Mendidik
konsumen tentang jasa
Pelanggan yang lebih terdidik akan
dapat mengambil keputusan secara lebih baik. Oleh karenanya kepuasan mereka
dapat tercipta lebih tinggi.
5. Mengembangkan
budaya kualitas Budaya
Kualitas merupakan sistem nilai
organisasi yang menghasilkan lingkungan yang kondusif bagi pembentukan dan
penyempurnaan kualitas secara terus menerus. Budaya kualitas terdiri dari
filosofi, keyakinan, sikap, norma, nilai, tradisi, prosedur, dan harapan yang
meningkatkan kualitas.
6. Menciptakan
automating quality
Adanya otomatisasi dapat mengatasi
variabilitas kualitas jasa yang disebabkan kurangya sumberdaya manusia yang
dimiliki
7. Menindaklanjuti
jasa
Menindaklanjuti jasa dapat membantu
memisahkan aspek-aspek jasa yang perlu ditingkatkan. Perusahaan perlu mengambil
inisiatif untuk menghubungi sebagian atau semua pelanggan untuk mengetahui
tingkat kepuasan dan persepsi mereka terhadap jasa yang diberikan. Perusahaan
dapat pula memberikan kemudahan bagi para pelanggan untuk berkomunikasi, baik
menyangkut kebutuhan maupun keluhan mereka.
8. Mengembangkan
sistem informasi kualitas jasa
Sistem informasi kualitas jasa
merupakan suatu sistem yang menggunakan berbagai macam pendekatan riset secara
sistematis untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi kualitas jasa guna
mendukung pengambilan keputusan. Informasi dibutuhkan mencakup segala aspek,
yaitu data saat ini dan masa lalu, kuantitatif dan kualitatif, internal dan
eksternal, serta informasi mengenai perusahaan dan pelanggan.
F. Mengelola
Jasa Pendukung Produk.
Yang tidak kalah penting dalam
industry jasa, adalah industry berbasis produk yang harus menyediakan sejumlah
jasa. Produsen peralatan-peralatan kecil, mesin kantor, traktor, mainframe,
pesawat terbang, semuanya harus meyediakan jasa pendukung produk. Jasa
pendukung produk menjadi tempat pertarungan utama untuk memberikan keunggulan
kompetitif.
Kesimpulan
Produk
adalah elemen kunci dalam penawaran pasar,
pemasaran dimulai dengan merumuskan penawaran yang memberikan nilai
pelanggan sasaran. Untuk mendiferensiasikan suatu penawaran di samping hanya
membuat produk mereka juga menawarkan
jasa, mereka menciptakan dan mengelola pengalaman pelanggan dengan produk atau
perusahaan.Perusahaan yang memasarkan pengalaman menyadari bahwa pelanggan benar-benar
membeli lebih dari sekedar produk dan jasa.
Daftar
Pustaka
blog.ub.ac.id/sellawidya/files/2013/03/ddp-maklah.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar